SMARTPEKANBARU.COM – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyediakan berbagai layanan kesehatan bagi masyarakat, termasuk perawatan untuk masalah atau gangguan mental. Dengan adanya jaminan ini, masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan mental dapat mengakses perawatan tanpa harus khawatir dengan beban biaya, sehingga kesejahteraan dan kualitas hidup dapat terus terjaga.
Hal tersebut telah dirasakan langsung oleh Muhammad Zaki Afiq (13), putra dari Yenti Oktavia (44), yang saat ini masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Pekanbaru.
Yenti menceritakan bahwa anaknya, Muhammad Zaki Afiq, mengalami gangguan kecemasan akibat perilaku buruk yang ia terima dari orang terdekatnya. Kondisi ini menyebabkan Zaki sering mengalami kecemasan berlebihan dan mudah marah.
“Anak saya, Zaki, meskipun usianya sudah 13 tahun, tetapi perilakunya masih seperti anak usia 6-7 tahun. Ketika marah, ia bisa merusak barang-barang di sekitarnya, seperti mengobrak-abrik kain-kain di lemari. Selain itu, jika sudah merasa cemas, Zaki memiliki kebiasaan sering memainkan jari-jemarinya secara berulang-ulang..” Cerita Yenti.
Yenti menyampaikan bahwa anaknya didiagnosis mengidap Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dan telah menjalani terapi secara rutin setiap minggu selama kurang lebih lima tahun.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan mental yang ditandai dengan perilaku impulsif, hiperaktif, dan kesulitan dalam memusatkan perhatian. Anak-anak dengan ADHD sering mengalami kesulitan untuk fokus pada satu hal dalam satu waktu, yang dapat memengaruhi proses belajar, interaksi sosial, dan aktivitas sehari-hari mereka.
“Kini, perkembangan kesehatan Zaki terus membaik berkat terapi yang rutin dijalaninya. Zaki sudah tidak lagi memainkan jari-jemarinya secarca berulang-ulang ketika merasa cemas, dan tingkat hiperaktifnya juga berkurang dibanding sebelumnya. Hal tersebut di buktikan Meskipun memiliki keterbatasan, Alhamdulillah, Zaki tetap mampu berprestasi di sekolah dan bisa mengikuti kegiatan layaknya anak-anak lainnya.” Ungkap Yenti.
Yenti dan keluarga merupakan peserta program JKN dengan segmentasi kepesertaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibantu bayarkan oleh pemerintah.
“Saya sangat bersyukur dengan adanya Program JKN, karena berkat program ini, kebutuhan pelayanan kesehatan anak saya tetap berjalan dengan lancar. Saya pribadi bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART), dan penghasilan saya tentu tidak akan cukup untuk membiayai pengobatan rutin anak saya secara mandiri. Namun, dengan adanya JKN, hal tersebut dapat teratasi. Saya tidak perlu khawatir tentang biaya, sehingga anak saya bisa terus mendapatkan terapi dan perawatan yang dibutuhkannya.” Ungkap Yenti.
Yenti juga menyampaikan bahwa selama mengakses layanan kesehatan untuk buah hati nya, ia tidak pernah mendapati pengalaman kurang menyenangkan yang diberikan kepadanya.
“Selama ini, pelayanan yang diberikan selalu maksimal dan tidak dibeda-bedakan dengan pasien umum. Saya benar-benar puas dengan Program JKN ini. Tidak hanya meng-cover biaya pengobatan, tetapi pelayanan yang diberikan juga sangat baik dan profesional. Saya merasa sangat terbantu, dan ini membuktikan bahwa JKN benar-benar hadir untuk semua lapisan masyarakat.” Ujar Yenti.
Dengan bukti pengalamannya selama ini, Yenti mengajak masyarakat untuk segera menjadi peserta JKN aktif.
“Penting sekali bagi kita untuk menjadi peserta JKN, terutama bagi yang memiliki keterbatasan finansial. Biaya pengobatan tidak dapat diprediksi besarnya, dan jika kita tidak memiliki kesiapan finansial, tentu kita akan mengalami kendala saat ingin mengakses layanan kesehatan. Untuk mencegah hal tersebut, menjadi peserta JKN adalah solusi terbaik. Dengan JKN, kita bisa mendapatkan perawatan medis tanpa harus khawatir dengan biaya yang besar.” ujar Yenti.
Dikahir sesi wawancaranya dengan tim jamkesnews, Yenti berharap agar program JKN dapat terus ada membantu masyarakat karena manfaatnya sangat besar yang dapat dirasakan oleh masyarakat.