SMARTPEKANBARU.COM – Nyeri dada sering kali dikaitkan dengan serangan jantung. Namun, tidak semua nyeri dada menandakan gangguan jantung.
Memahami perbedaan antara nyeri dada karena jantung dan yang bukan dapat membantu menentukan apakah seseorang perlu segera mendapat penanganan medis atau tidak.
Nyeri dada akibat jantung umumnya terasa seperti tekanan, sesak, terimpit, atau berat di bagian dada.
Rasa nyeri ini sering kali membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan gelisah.
Sebaliknya, nyeri dada yang tidak berhubungan dengan jantung biasanya terasa tajam, menusuk, seperti kram, atau bahkan terbakar.
Rasa nyeri bisa muncul tiba-tiba dan sering kali terlokalisasi di satu titik.
Letak nyeri juga bisa menjadi petunjuk. Nyeri jantung biasanya terasa di bagian tengah atau sisi kiri dada. Dalam banyak kasus, nyeri ini menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, bahu, atau punggung.
Sementara itu, nyeri non-jantung lebih sering terasa di bagian atas perut, dinding dada, atau bahkan di bawah tulang rusuk. Nyeri jenis ini biasanya tidak menyebar ke bagian tubuh lain.
Dipicu oleh Aktivitas atau Posisi Tertentu
Dikutip dari Harvard Health, nyeri dada yang berhubungan dengan jantung biasanya dipicu oleh aktivitas fisik atau stres emosional.
Nyeri bisa berlangsung selama beberapa menit dan tidak membaik dengan perubahan posisi.
Sebaliknya, nyeri dada non-jantung bisa bertambah parah saat menarik napas dalam, batuk, bergerak, atau setelah makan.
Rasa nyeri ini cenderung datang dan pergi, bahkan bisa berlangsung selama berjam-jam.
Gejala lain yang menyertai nyeri dada akibat jantung meliputi sesak napas, mual, berkeringat dingin, pusing, atau jantung berdebar.
Jika seseorang mengalami kombinasi gejala tersebut, segera cari pertolongan medis.
Di sisi lain, nyeri dada non-jantung sering kali disertai dengan gejala seperti perut kembung, sendawa, heartburn (rasa panas di dada), atau nyeri saat bagian dada ditekan.
Respons terhadap Pengobatan
Dikutip dari Mayo Clinic, nyeri dada karena jantung umumnya membaik setelah istirahat atau dengan bantuan obat seperti nitrogliserin.
Sementara itu, nyeri non-jantung bisa membaik setelah mengonsumsi antasida, mengubah posisi tubuh, atau mengeluarkan gas.
Meski sebagian besar nyeri dada bukan karena serangan jantung, tetap penting untuk waspada.
Jika nyeri terasa berat, menjalar ke lengan atau rahang, disertai sesak napas, atau berlangsung lebih dari beberapa menit, segera cari bantuan medis.
“Nyeri yang tajam dan singkat, yang membaik saat beraktivitas, cenderung bukan berasal dari jantung,” tulis Cleveland Clinic dalam artikelnya.
Mengenali perbedaan antara nyeri dada yang berhubungan dengan jantung dan yang bukan, dapat membantu seseorang mengambil tindakan yang tepat.
Jika masih ragu atau gejala terasa mengkhawatirkan, lebih baik segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat.
Kompas TV