SMARTPEKANBARU.COM-Di tengah gejolak ketidakpastian global, sektor jasa keuangan Indonesia menunjukkan ketangguhannya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) yang diselenggarakan pada 26 Maret 2025 menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga dengan dukungan dari fundamental ekonomi nasional yang solid.
Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2025 direvisi turun oleh OECD menjadi 3,1 persen, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia disesuaikan ke 4,9 persen, OJK tetap optimistis dengan kinerja domestik. Hal ini diperkuat oleh penilaian lembaga pemeringkat internasional seperti Moody’s dan Fitch yang mempertahankan peringkat Indonesia pada level investment grade dengan outlook stabil.
Pasar Modal dan Keuangan: Dinamika dan Respons Kebijakan
Pasar saham domestik menunjukkan penguatan pada akhir Maret, namun sempat mengalami tekanan pasca libur Lebaran, dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 7,9 persen pada 8 April 2025. Untuk mengatasi volatilitas tersebut, OJK mengeluarkan kebijakan buyback saham tanpa RUPS serta menyesuaikan batas trading halt dan auto rejection bawah.
Di pasar obligasi, investor non-residen mencatatkan net buy sebesar Rp1,72 triliun selama Maret, menandakan masih adanya kepercayaan asing terhadap stabilitas pasar obligasi Indonesia. Sementara di pasar derivatif dan Bursa Karbon, perkembangan signifikan terjadi dengan tercatatnya volume transaksi dan nilai perdagangan yang terus meningkat.
Perbankan dan Pembiayaan: Stabil dan Tumbuh Positif
Kinerja sektor perbankan tetap positif dengan pertumbuhan kredit sebesar 10,3 persen yoy per Februari 2025, terutama pada kredit investasi yang tumbuh 14,62 persen. Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 5,75 persen yoy, menandakan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional.
Rasio Non Performing Loan (NPL) gross tercatat 2,22 persen, masih dalam batas aman, sementara rasio Loan at Risk (LaR) menunjukkan tren penurunan dari tahun sebelumnya. Ketahanan perbankan juga tercermin dari rasio kecukupan modal (CAR) yang tinggi di angka 26,98 persen.
Sementara itu, tren pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan dan perusahaan pembiayaan terus meningkat signifikan. Untuk sektor fintech P2P lending, pertumbuhan pembiayaan mencapai 31,06 persen yoy dengan kualitas pembiayaan yang masih terjaga.
Industri Asuransi dan Dana Pensiun: Permodalan Tetap Kuat
Total aset industri asuransi per Februari 2025 mencapai Rp1.141,71 triliun. Pendapatan premi asuransi jiwa meningkat 5,16 persen, meski premi asuransi umum mengalami kontraksi 7,17 persen. Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa dan umum masing-masing berada jauh di atas ambang batas minimum 120 persen, yaitu 466,40 persen dan 317,88 persen.
Sementara itu, sektor dana pensiun menunjukkan pertumbuhan positif, dengan total aset mencapai Rp1.511,71 triliun. Perusahaan penjaminan masih mengalami kontraksi, namun pengawasan ketat oleh OJK terus dilakukan guna menjaga keberlanjutan sektor ini.