SMARTPEKANBARU.COM- Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pekanbaru, Zarman Candra mengatakan pemadaman api yang melahap lahan di Rumbai sudah dilakukan dari Senin malam (21/7/2025) hingga Selasa subuh (22/7/2025). Menurutnya , api sudah padam pada Selasa dini hari (22/7/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.
Dirinya bercerita, saat itu sejumlah petugas bahu membahu memadamkan api. Mulai dari BPBD Pekanbaru, Manggala Agni, Basarnas, pihak TNI-POLRI dan juga petugas PHR.
“Jam 1 itu dah padam. Kita pun pulang ke rumah. Saya sampai jam 4 di rumah,” cerita Zarman pada Tribunpekanbaru.com, Selasa (22/7/2025).
Namun ternyata api membakar lagi pada Selasa pagi (22/7/2025). Alhasil petugas pun kembali berjibaku.
“Pagi dapat laporan api menyala lagi,” tuturnya.
Ia mengatakan saat ini petugas masih berupaya memadamkan api. Ia pun berharap api bisa segera padam.
Dikatakannya, ada sekitar 10 ha lahan yang terbakar di Kelurahan Sri Meranti, Rumbai tersebut. Lokasinya berada di RW 16.
“Lahan gambut makanya agak susah padam,” terangnya.
Secara keseluruhan, Zarman mengatakan di wilayah di Pekanbaru ada 7 kecamatan yang terdampak Karhutla.
Soal daerah mana saja yang apinya masih membara, Zarman mengatakan akan segera mengupdate informasi.
Riau Tetapkan Status Tanggap Darurat Karhutla
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau resmi menaikkan status dari siaga menjadi tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Selasa (22/7/2025). Keputusan ini diumumkan langsung oleh Gubernur Riau Abdul Wahid dalam rapat koordinasi evaluasi penanganan Karhutla yang digelar di Gedung Daerah, Jalan Diponegoro, Pekanbaru.
Rapat tersebut juga dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Riau. Peningkatan status ini menyusul kondisi kebakaran yang terus meluas di sejumlah wilayah. Titik panas (hotspot) dan titik api (firespot) menunjukkan tren naik, dan asap mulai menyebar lintas wilayah.
“Dua daerah, yakni Rokan Hilir dan Rokan Hulu, sudah lebih dulu menetapkan status tanggap darurat. Ini menjadi dasar kuat bagi provinsi untuk ikut menetapkan status serupa,” ujar Wahid.
Ia menjelaskan, status tanggap darurat akan membuka ruang bagi Pemprov Riau untuk mengerahkan kekuatan lebih besar dan mendapatkan dukungan tambahan dari pemerintah pusat.
“Dengan status ini, semua kekuatan bisa dimaksimalkan. Baik dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, hingga relawan. Kita juga berharap bantuan dari pusat bisa lebih banyak lagi, baik personel, peralatan, maupun logistik,” ungkapnya.
Sumber : Tribunpekanbaru.com