SMARTPEKANBARU.COM- Gubernur Riau, Abdul Wahid, menanggapi soal bonus kemenangan atlet yang belum dicairkan. Atlet yang berlaga pada PON Aceh-Sumut 2024, sampai saat ini belum menerima bonus kemenangan. Mereka meminta pemerintah agar bonus itu dicairkan seratus persen. Namun, pemerintah tidak mampu membayar penuh, karena APBD terbatas. “Mereka minta bayar penuh, cuma kita tidak punya kemampuan,” akui Abdul Wahid saat diwawancarai Kompas.com di Pekanbaru, Sabtu (13/7/2025).
Wahid menyebut, pihaknya sudah berdialog dengan para atlet tersebut. Dalam pertemuan itu, atlet tetap ngotot bonusnya dibayarkan penuh. Namun, pemerintah hanya mampu membayar bonus 45 persen. Jika atlet mau menerima bonus 45 persen ini, akan dicairkan langsung oleh pemerintah. “Kapan mereka mau kita cairkan bonus 45 persen itu.
Cuma mereka menuntut yang lebih, sesuai yang dijanjikan Pak Rahman Hadi (eks Pj Gubernur Riau) waktu itu,” sebut Wahid. “Kemarin atlet paralimpik mereka menerima kok ada pemotongan. Sudah mereka terima,” imbuhnya. Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) menjanjikan bonus untuk atlet yang meraih medali PON Aceh-Sumut 2024.
Penjabat (Pj) Gubernur Riau, SF Haryanto, yang kini sebagai Wakil Gubernur Riau, pada 25 Juli 2024, menjanjikan bonus sebesar Rp 40 miliar. Hal itu disampaikan SF Haryanto melalui Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Riau, Erisman Yahya. Erisman waktu itu menyampaikan bahwa tahun 2025 pemerintah telah menyiapkan bonus Rp 40 miliar untuk atlet.
Hal ini sebagai bentuk perhatian pemerintah kepada para atlet yang telah berjuang mengharumkan nama Riau. Sebagaimana diberitakan, atlet yang berlaga pada PON Aceh-Sumut 2024 belum menerima bonus kemenangan. Mereka merasa kecewa ketika Gubernur Riau memberikan bonus Rp 20 juta kepada Rayyan Arkan Dikha (11), bocah viral “aura farming”.
Selain itu, Rayyan juga diangkat menjadi Duta Pariwisata Riau, karena dianggap berjasa mempromosikan tradisi Pacu Jalur ke tingkat dunia. Hal inilah yang membuat para atlet merasa iri. Mereka meminta bonusnya segera dicairkan dan diberikan seratus persen. Mereka menolak jika bonus dicairkan 45 persen.
Sumber: Kompas.com