Skip to content

SMARTPEKANBARU.COM

Business and Inspiration

  • News Update
  • Business Today
  • Live Talkshow
  • Ordinary News
  • Program
  • Advertorial
  • Streaming
  • Info Pajak
  • Haloawalbros
  • Toggle search form
  • Pengawasan Ketat Truk ODOL, DPRD Pekanbaru Tekankan Realisasi Larangan Melintas News Update
  • Deklarasi Samsuar-Marwadi untuk Pilgub Riau 2024 yang didukung oleh Golkar, menunggu dukungan dari PKS dan PAN EVENT
  • Hari Ini Vale Indonesia (INCO) Adakan RUPS Luar Biasa untuk Pilih Presdir Baru Economy
  • Merespons Pertumbuhan Infrastruktur, MODENA Hadirkan MODENA Home Center Kedua di Pekanbaru Business Today
  • Polda Riau Kirim Tim Selidiki Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Dumai Riau
  • Hari Hewan Sedunia: Dunia Adalah Rumah Mereka Juga Riau
  • Presiden Resmikan Layanan Bank Emas, Tonggak Baru Ekosistem Bulion Nasional Ordinary News
  • Lisa Swift is ready to date again after Peter Davidson’s split Entertainment

Batik Oey Soe Tjoen Pernah Wajib Jadi Mahar Pernikahan Peranakan

Posted on 24 Juli 202524 Juli 2025 By Anisa

SMARTPEKANBARU.COM- Rumah Batik Oey Soe Tjoen atau Batik OST dikenal telah memproduksi batik tulis alus berkualitas tinggi sejak tahun 1925. Bahkan, karya dari rumah batik yang berlokasi di Kedungwuni, Pekalongan, Jawa Tengah, ini sempat diwajibkan sebagai mahar, atau pemberian dari calon pengantin laki-laki ke calon pengantin perempuan dalam budaya peranakan.

Oey Kiem Lian alias Widianti Widjaja, pemilik Batik Oey Soe Tjoen generasi ketiga, mengatakan, ada anggapan bahwa batiknya menandakan kemapanan calon pengantin laki-laki. “Semakin banyak batik yang ada di nampan, secara tidak langsung dan tanpa kata-kata, calon pengantin pria menunjukkan kepada keluarga perempuan bahwa dia dari keluarga yang mapan,” tutur Widia di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Hal tersebut diketahui oleh Widia berdasarkan cerita turun-temurun dari generasi pertama alias pendiri Batik OST yakni Oey Soe Tjoen dan istrinya Kwee Tjoen Giok Nio.

Disebutkan bahwa kualitas batik mereka dikagumi oleh banyak orang, terutama dari masyarakat peranakan, sampai mereka mewajibkannya untuk dijadikan sebagai mahar. “Di kebudayaan peranakan, ada semacam memberikan baju kepada pasangannya. Kalau perempuan, akan diberikan oleh laki-laki. Pihak laki-laki menunjukkan kepada keluarga perempuan bahwa mereka mapan,” kata Widia. Karena batik dari keluarganya bernilai tinggi, banyak yang menganggap bahwa memiliki Batik Oey Soe Tjoen dapat membantu meningkatkan derajat seseorang. “Mempunyai Batik OST dianggap bahwa dia di atas rata-rata. Pihak laki-laki memberikan untuk menunjukkan bahwa mereka mapan dan bisa menghidupi calon pengantin wanita,” tutur dia.

Widia mengatakan, batik yang dijual dengan harga Rp 40 jutaan ini diproduksi secara manual menggunakan tangan. Pengerjaannya juga bolak-balik pada satu kain. Sistem pewarnaannya pun dengan cara dicelup, bukan dicolet atau dengan kuas. Apabila ada empat warna dalam satu kain, artinya kain mengalami empat kali perebusan. Prosesnya yang panjang membuat proses pembuatan satu kain batik memakan waktu sampai sekitar tiga tahun, bahkan lebih. “Ada satu kain yang pembuatannya sampai tujuh tahun karena sampai di tengah-tengah, ternyata kainnya sobek dan warnanya juga saya kurang cocok. Saya ulang dari pertama, padahal sudah masuk tahun ketiga,” ucap Widia. Faktor lainnya yang membuat proses pembuatan batik mereka lama adalah musim. Memasuki musim hujan, mereka menghentikan produksi karena membutuhkan cahaya matahari untuk pewarnaan. “Pada musim tanam dan panen, banyak pembatik yang suaminya petani. Mereka akan meninggalkan batiknya dan terjun ke sawah untuk membantu,” kata Widia.

Batik Oey Soe Tjoen terancam punah?

Rumah Batik Oey Soe Tjoen terancam punah. Sebab, tidak ada yang bisa melanjutkannya ke generasi berikutnya. Suami Widia tidak datang dari keluarga pembatik. Alhasil, ia tidak bisa membatik dan tidak berminat terjun ke dunia batik . Ia memiliki usaha sendiri berupa toko sembako. Widia memiliki dua anak laki-laki. Mereka pun tidak bisa membatik. “Aku pernah ngomong ke anakku, ‘Kamu bisa pegang OST batik kalau membuat batiknya minimal sama dengan yang aku buat’. Itu langsung dijawab ,’Enggak usah lama-lama. Aku nggak sanggup kalau harus bertahan seperti ini. Mendingan enggak’,” terang Widia.

“Dalam satu keluarga, di setiap generasi, cuma satu yang diperbolehkan. Alasannya untuk menghindari persaingan dan perpecahan keluarga,” ujar Widia. Apabila anak-anaknya belajar membatik demi meneruskan Rumah Batik Oey Soe Tjoen , hanya ada satu yang. Sementara itu, anak satunya lagi harus keluar dari dunia batik. Artinya, usaha apa pun yang dijalankan tidak boleh berhubungan dengan batik.

Terkait persiapan untuk regenerasi Rumah Batik Oey Soe Tjoen ke generasi selanjutnya, Widia tidak menyiapkan apa pun. Ia menyerahkan seluruhnya ke semesta, sambil berusaha menyelesaikan pesanan batik yang menumpuk sejak tahun 2015, ditambah dengan waiting list 150 orang, karena proses pembuatan satu kain batik mencapai lebih dari tiga tahun. “Kalau memang semesta akan memilih, dia akan memilih. Dan yang dipilih siapa, saya enggak tahu. Kalau enggak ada yang dipilih, ya sudah. Berarti saya pegang janji saya, bahwa OST batik tidak hancur di masa itu. Tutup iya, tapi tidak hancur,” jelas Widia. “Komitmen saya, batik ini jangan sampai hancur diingatkan. Dia boleh berhenti, tapi tidak hancur. Kalau hancur, saya rusak. Kalau berhenti, karena memang takdir. Tidak ada yang melanjutkan, tidak punya pembatik,” sambung dia. Untuk meninggalkan jejak digital sekaligus mengajak masyarakat awam lebih mengenal Rumah Batik Oey Soe Tjoen, Widia menggelar pameran di Galeri Emiria Soenassa, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, dari Jumat (25/7/2025) hingga Minggu (3/8/2025). Mengusung tema “Keteguhan Hati Merawat Warisan”, Widia mengajak masyarakat mengikuti tapak tilas perjalanan Rumah Batik Oey Soe Tjoen. Pada pameran itu, ada lebih dari 90 lembar kain batik tulis alus akan dipamerkan.

Pengunjung juga bisa melihat kain batik dari generasi pertama dan kedua di lantai satu, dan generasi ketiga alias karya Widia di lantai dua. Ada pula alat produksi yang digunakan oleh Widia dan 12 karyawannya dalam menciptakan batik tulis, serta silsilah keluarga Oey Soe Tjoen.

Sumber : Kompas.com

Lifestyle

Navigasi pos

Previous Post: DPR Sahkan 9 Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana, Ini Daftarnya
Next Post: Pasar Ponsel Lipat 2025 Diprediksi Stagnan, iPhone Lipat Jadi Harapan

Related Posts

  • Tren “No Make Up”, Saatnya Rayakan Kecantikan Tanpa Topeng Riasan Lifestyle
  • Plaza Indonesia Fashion Week 2025 Hadirkan 35 Show Eksklusif Karya Desainer Indonesia Lifestyle
  • Tips Luna Maya Rawat Rambut Panjang yang Sehat Meski Sering Catokan Lifestyle
  • Kolaborasi Perdana Indonesia Caps Club, Rilis Koleksi Bones di HUT ke-80 RI Lifestyle
  • Awas, Sifat Overcontrol Bisa Merusak Hubungan! Begini Cara Mengatasinya Lifestyle
  • Tanpa Baju Adat, Prabowo Kenakan Setelan Jas Saat Sidang Tahunan MPR 2025 Lifestyle

RADIO STREAMING

REPORTASE

YOUTUBE CHANNEL

350 Truk Bantuan Kemanusiaan Mulai Memasuki Jalur Gaza Lewat Rafah | SONORA UPDATE
Load More... Subscribe

Latest

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong MasyarakatS Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong MasyarakatS Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

19 Oktober 2025
Read More
Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

17 Oktober 2025
Read More
Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

17 Oktober 2025
Read More
BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

17 Oktober 2025
Read More
Juli 2025
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Jun   Agu »
Follow us on:
  • APBD Perubahan Diperkirakan Rp8 T, Bapenda Masih Pesimis Lima Tahun ke Depan Government
  • HP Tiba-Tiba Panas? Begini Cara Mendinginkannya dengan Cepat Technology
  • Tingkatkan Iman dan Taqwa, Kementerian Agama Pekanbaru Laksanakan One Day One Juz Ramadan 1446 H Ordinary News
  • Harga emas padu lokal di Pekanbaru mengalami penurunan, sedangkan harga emas perhiasan mengalami kenaikan sebesar Rp 50 ribu. Business Today
  • 5.858 Hektar Lahan Mangrove di Riau Direhabilitasi pada 2024-2027 Riau
  • Sinergi PHR-TNI AU Dalam Menjaga Ketahanan Energi di WK Rokan Riau
  • Gubri Abdul Wahid Kembali Tunjuk Pelaksana Tugas Kepala OPD, Total Enam Jabatan Plt Terisi News Update
  • Tips Membatasi Makanan Manis pada Anak agar Tetap Sehat Lifestyle

KONTAK KAMI :

SMART FM PEKANBARU Jalan Merak No. 83 B Marpoyan Damai  Pekanbaru<br>Email: smartfmpku@gmail.com Tlp: (Hunting) Tlp/WA: +62 811 757 1018

Copyright ©052024 . PT Radio Monaria

Powered by PressBook News WordPress theme