SMARTPEKANBARU.COM- Saat ini, Luasan lahan yang terbakar di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau sudah mencapai 16 hektare. Paling Luas kebakaran terjadi di Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai.
“Sejauh ini sudah 16 Ha. Yang paling luas itu yang di Rumbai lah,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pekanbaru, Zarman Candra, Kamis (24/7/2025).
Kebakaran lahan di Rumbai terjadi pada awal pekan lalu. Kala itu ada sekitar 10 hektera lahan yang terbakar.
“Itulah yang paling luas sejauh ini,” katanya.
Zarman mengatakan pihaknya saat ini dalam kondisi siap siaga bilamana titik api yang muncul. Gerak cepat serta kerjasama dengan seluruh pihak untuk segera memadamkan api. Ia pun bersyukur sejauh ini koordinasi dengan pihak lain terjaga. Sehingga upaya pemadaman bisa cepat dilakukan.
Pemko Pekanbaru sendiri pada Selasa sore lalu (22/7/2025) menggelar apel Kesiapan Pengendalian Nencana Kebakaran Hutan dan Lahan. Apel digelar di Masjid Raya An-Nur.
Sementara itu, Provinsi Riau mencatat jumlah titik panas (hotspot) terbanyak di Pulau Sumatera hari ini, dengan total 207 titik berdasarkan pantauan satelit BMKG Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Forecaster On Duty BMKG Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Gita Dewi S mengatakan, jumlah ini menempatkan Riau sebagai wilayah dengan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tertinggi dibandingkan provinsi lain.
Berdasarkan data dari BMKG, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) menyumbang lebih dari separuh titik panas di Riau, yakni 110 titik. Disusul Rokan Hulu (63 titik) dan Pelalawan (20 titik). Tiga wilayah ini menjadi pusat konsentrasi sebaran hotspot yang harus diwaspadai.
“Selain tiga daerah utama tersebut, masih terdapat titik panas di Bengkalis (6 titik), Siak (6 titik), dan Kampar (2 titik),” kata Gita.
Jumlah hotspot di Riau ini jauh melampaui daerah lain di Sumatera. Sumatera Utara berada di posisi kedua dengan 188 titik panas, sementara provinsi lain tidak ada yang menyentuh angka 100. Aceh mencatat 68 titik, Jambi 49, dan Sumatera Selatan 46 titik.
Kondisi ini turut memperkuat dugaan meningkatnya risiko karhutla akibat cuaca kering dan suhu udara yang tinggi di sebagian besar wilayah Riau. Minimnya potensi hujan dalam beberapa hari ke depan juga menambah kerawanan.
Sumber : Tribunpekanbaru.com