SMARTPEKANBARU.COM-Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyebut pihaknya siap memberi berbagai dukungan untuk proyek hilirisasi kelapa yang digarap investor China.
Salah satunya dengan memastikan pasokan bahan baku kelapa bagi pabrik hilirisasi tersebut.
“Yang kita lakukan adalah kemudahan atau menjamin kesediaan bahan bakunya. Kedua, itu investasi untuk menyerap teknologi dan meningkatkan kapasitas,” ujar Putu di Kantor Kemenperin, Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Ketiga, Kemenperin membantu memberikan standar pengolahan kelapa.
Keempat, membantu melakukan business matching untuk nantinya mempertemukan produsen dan konsumen.
Selain itu, Kemenperin juga akan membantu menyeimbangkan kebutuhan kelapa di dalam negeri dan keperluan ekspor.
Putu menambahkan, proyek hilirisasi kelapa yang digarap atas investasi dari China sebesar Rp 1,6 triliun itu juga sejalan dengan program pemerintah, yakni yang tertuang dalam rencana induk pembangunan industri nasional (RIPIN) dan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN).
“Kalau hilirisasi kan itu sudah kewajiban dari kita ya, itu sudah di dalam RIPIN, di dalam RPJMN, dan dalam kebijakan-kebijakan yang diamanahkan oleh Menteri Perindustrian. Dan ini terus berjalan,” tutur Putu.
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan, Indonesia akan memiliki pabrik hilirisasi kelapa.
Menurut Rosan, groundbreaking dari pabrik tersebut sudah dilakukan beberapa waktu lalu.
Pembangunan pabrik merupakan investasi dari perusahaan pengolahan kelapa terbesar asal China.
“Mereka sudah mulai groundbreaking juga. Baru saja. Pengelolaan kelapa yang tadinya kelapa kita ini diekspor ke Cina, tanpa diolah, sekarang akan diolah di sini,” ujar Rosan di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Rosan bilang, total investasi untuk pabrik hilirisasi kelapa itu sebesar 100 juta dollar AS atau setara Rp 1,6 triliun (asumsi kurs Rp 16.300).
Namun, Rosan tidak menyebutkan lokasi pabrik hilirisasi maupun perusahaan yang dimaksud.
Ia hanya menegaskan, investor dari China juga tertarik untuk mengembangkan pengolahan kelapa di berbagai daerah di Indonesia.
Rosan menyambut positif rencana itu karena selama ini kelapa parut dari Indonesia banyak yang diekspor dengan harga murah. “Selama ini ternyata baru tahu angkanya diekspor kelapa kita murah benar. Tapi nanti di sini diolah sehingga (bisa) hilirisasi,” tuturnya.
Sumber : Kompas.com