SMARTPEKANBARU.COM- Serangan jantung kini tak lagi hanya mengintai usia lanjut. Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular, banyak pasien muda yang datang dalam kondisi berat akibat serangan jantung, namun sebelumnya tidak menyadari bahwa mereka memiliki faktor risiko. Hal ini disampaikan oleh dr. M. Tasrif Mansur, Sp.PD, K-KV, dari RS Wahidin Sudirohusodo dalam Siaran Sehat yang disiarkan melalui Instagram Kementerian Kesehatan RI, Sabtu (18/7/2025). “Pasien datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan berat. Setelah kita selidiki, ternyata sudah ada faktor risiko seperti hipertensi, kolesterol, atau diabetes, tapi tidak mereka sadari,” kata Tasrif.
Tak ada gejala bukan berarti aman
Tasrif menjelaskan, banyak penyakit kardiovaskular muncul tanpa gejala jelas di awal. Karena itulah, sebagian besar orang baru mengetahui bahwa dirinya memiliki gangguan jantung setelah mengalami serangan pertama.
“Kadang mereka merasa sehat. Tapi setelah diperiksa, ternyata sudah ada penyumbatan,” ujarnya. Menurut dia, kebiasaan hidup masyarakat masa kini, seperti makan sembarangan, stres tinggi, dan kurang olahraga, menjadi pemicu utama kerusakan pembuluh darah yang berlangsung diam-diam. “Penyempitan pembuluh darah terjadi perlahan. Kalau dibiarkan, lama-lama bisa pecah dan menyebabkan serangan jantung,” kata Tasrif.
Kesadaran dini jadi kunci
Fenomena pasien muda yang tidak menyadari faktor risikonya ini, menurut Tasrif, harus menjadi peringatan serius. Ia menekankan pentingnya deteksi dini dan kesadaran akan kondisi kesehatan pribadi. “Jangan tunggu sakit. Lakukan pemeriksaan rutin, terutama kalau punya riwayat keluarga dengan penyakit jantung,” ujar Tasrif. Ia juga mengimbau masyarakat untuk mulai mengubah gaya hidup dengan cara sederhana. “Kurangi makanan tinggi lemak, perbanyak jalan kaki, tidur cukup, dan kelola stres. Itu bisa menurunkan risiko secara signifikan,” tuturnya.
Sumber : Kompas.com