SMARTPEKANBARU.COM- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau semakin memperhatinkan.
Titik-titik api terus meluas dan mulai menyebabkan kabut asap di sejumlah wilayah, sementara upaya pemadaman di lapangan kian terbatas akibat kerusakan helikopter water bombing satu-satunya yang selama ini menjadi andalan.
Kepala BPBD Riau, Edi Afrizal, membenarkan bahwa helikopter jenis MI yang selama ini sangat membantu pemadaman dari udara mengalami kerusakan serius dan belum bisa beroperasi.
“Saat ini heli tersebut masih dalam tahap perbaikan. Kami masih menunggu onderdil dari Amerika, jadi belum bisa dipastikan kapan bisa digunakan lagi,” ujarnya, Minggu (20/7/2025).
Padahal, helikopter itu selama ini sangat berperan dalam menjangkau titik-titik api yang berada di wilayah sulit, seperti perbukitan, lahan gambut luas, atau area dengan sumber air yang terbatas.
Ketidaksiapannya membuat petugas gabungan di lapangan bekerja ekstra keras hanya dengan armada darat.
Kondisi semakin diperparah oleh cuaca panas, angin kencang, dan medan yang sulit. Akibatnya, pemadaman di sejumlah titik api menjadi sangat lambat dan tidak maksimal.
Di beberapa daerah, asap dari kebakaran bahkan mulai mengganggu aktivitas masyarakat, terutama di wilayah pesisir dan perbatasan antarkabupaten.
Petugas gabungan dari tim darat di lapangan sudah bekerja keras, tapi dengan keterbatasan armada, khususnya udara, mulai kewalahan. Apalagi di daerah perbukitan yang tidak bisa dijangkau kendaraan dan alat berat.
Sebagai langkah darurat, satu unit helikopter water bombing tambahan dari Sumatera Selatan dijadwalkan tiba di Riau hari ini.
Namun, Gubernur Riau Abdul Wahid menyebutkan bahwa upaya ini belum cukup jika situasi semakin memburuk.
“Kami sudah ajukan tambahan heli ke BNPB dan mitra internasional. Tapi prosesnya butuh waktu. Saat ini kami terus berupaya dengan modifikasi cuaca dan koordinasi intensif antarinstansi,” kata Wahid.
Pemerintah Provinsi Riau berharap peralatan utama, terutama helikopter yang rusak, bisa segera kembali beroperasi untuk memaksimalkan penanganan. Mereka juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan, mengingat kondisi cuaca yang sangat rawan.
“Kita tidak ingin kembali ke situasi seperti tahun 2019, di mana kabut asap menyelimuti Riau dan memengaruhi kesehatan serta aktivitas sekolah anak-anak,” tegas Gubernur.
Sumber : Tribunpekanbaru.com