SMARTPEKANBARU.COM-Harga kedelai mengalami penurunan di tingkat pengrajin. Sejak awal Juli 2025, komoditas tersebut dipatok Rp9.000 per kg.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, menyebutkan bahwa sebelumnya harga kedelai sempat berada di atas Rp10.000 per kg, namun kini turun menjadi Rp9.400 per kg.
Kemudian, pada Juli tahun ini harganya terkerek ke posisi Rp 9.000 per kg. Bahkan diperkirakan terus menurun di bulan-bulan berikutnya.
Menurut Aip penurunan harga didorong oleh stabilitas pasokan kedelai di Tanah Air. Untuk diketahui, Indonesia masih mengandalkan pasokan kedelai impor lebih dari 80 persen dari Amerika Serikat (AS).
“Jadi pertamanya itu harga kedelai selalu di atas Rp 10.000, terus menurun, menurun, menurun jadi Rp 9.400, terus, terus, sekarang Rp9.000, gitu dan cenderung masih bisa menurun lagi,” ujar Aip saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/7/2025).
Saat ini realisasi kedelai impor yang bakal disuplai ke pengrajin tahu dan tempe lebih dari 200.000 ton.
Adapun, kebutuhan kedelai nasional per tahunnya sebanyak 3,3 juta ton. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Indonesia mengimpor 80 persen kedelai dari AS. Sedangkan 20 persen diperoleh dari Kanada, Argentina, Brasil, dan petani lokal.
“Jadi kalau untuk kedelai di Indonesia lebih kurang 3,3 juta tahun per tahun. Dari 3,3 juta per tahun ini, rata-rata diimpor itu setiap tahun antara 2,7 juta – 3 juta per tahun. Sisanya kedelai lokal, dari sekian kira -kira dari AS, 20 persen dari Kanada, Argentina, dan Brasil,” paparnya.
Lebih jauh, Aip memastikan penurunan harga kedelai di tingkat pengrajin bukan karena Presiden AS, Donald Trump, memangkas tarif impor untuk Indonesia menjadi 19 persen, yang sebelumnya ditetapkan sebesar 32 persen.
“Tidak, karena memang selama ini bea masuk (impor kedelai AS) juga 0,” ucap Aip.
Sumber : Kompas.com