SMARTPEKANBARU.COM – Paparan cahaya biru ( cahaya biru ) dari layar gadget (gawai) telah menjadi perhatian dunia kesehatan kulit, terutama di tengah gaya hidup digital yang membuat banyak orang harus menatap layar dalam waktu lama. Dokter Spesialis Dermatologi, Venereologi, dan Estetika dr. Arini Widodo, SM, SpDVE mengatakan, paparan cahaya biru perlu dicegah dari dalam dan luar agar kulit tetap terlindungi. Kemudian pencegahan dari luar yaitu penggunaan tabir surya (tabir surya) khusus,” kata Arini saat ditemui di Jakarta Utara, Kamis (17/7/2025).
Apa dampak cahaya biru pada kesehatan kulit?
Bisa mempercepat penuaan kulit
Meski dampaknya tidak sebesar sinar ultraviolet (UV) dari matahari, blue light tetap memiliki efek terhadap kulit, terutama bagi individu dengan masalah pigmentasi seperti melasma atau flek hitam ( dark spot ).
Selain itu, paparan blue light juga bisa mempercepat penuaan kulit, terutama bagi mereka yang sering beraktivitas di depan layar. Namun, Arini menuturkan, menggunakan tabir surya berjenis kimia atau fisik saja belum tentu bisa menangkal efek negatif blue light.
Cegah dampak blue light dari luar dengan tabir surya Tabir surya
berwarna bisa menangkal blue light ?
Menurut Arini, tidak semua tabir surya mampu melindungi kulit dari efek cahaya biru. Hanya tabir surya jenis tertentu yang memiliki kandungan khusus yang disebut membantu menangkal cahaya ini secara efektif.
Dokter lulusan Harvard University ini menyarankan penggunaan tinted sunblock berbahan fisik , dengan kandungan zinc oxide dan titanium dioxide. Sebab, kedua kandungan ini terbukti efektif membentuk lapisan perlindungan di permukaan kulit dari paparan blue light. “Sejauh ini hanya tinted tabir surya fisik yang mengandung zinc oxide dan titanium dioxide yang disarankan untuk melindungi kulit dari cahaya biru ,” ujarnya.
Sekadar informasi, tinted sunblock adalah jenis tabir surya dengan variasi warna atau shade yang mengikuti warna kulit. Lebih jauh lagi, Arini juga menyarankan untuk tidak lupa mengaplikasikan kembali tinted sunblock setiap dua atau tiga jam sekali, meski kamu beraktivitas di dalam ruangan. Meski begitu, Arini mengingatkan, efek blue light dari gadget tidak berdampak buruk terhadap sinar ultraviolet (UV) dari matahari. ” Invisible light , salah satunya blue light dari gadget , itu efeknya tidak separah paparan sinar matahari. Namun, tetap perlu dilindungi bagi yang menghadap gadget seharian demi meminimalisir efek di dekatnya,” jelas Arini.
Cegah dampak blue light dari dalam
Konsumsi antioksidan
Selain penggunaan tabir surya, menjaga pola makan sehat dengan asupan antioksidan juga menjadi kunci menjaga kulit tetap awet muda di tengah paparan cahaya biru dari gadget. Antioksidan bekerja dari dalam tubuh untuk menangkal radikal bebas yang bisa mempercepat penuaan kulit.
Dilansir dari Healthline, beberapa makanan yang kaya akan antioksidan, antara lain cokelat hitam dan kacang pecan.
Kandungan antioksidan juga bisa ditemukan di beragam sayur dan buah, di antaranya bayam, stroberi, bluberi, goji berry, kol merah, beets, dan okra. Dengan semakin meningkatnya intensitas penggunaan gadget di era digital saat ini, langkah perlindungan kulit dari dampak negatif blue light penting dilakukan sebagai bagian dari rutinitas perawatan harian.
Sumber : Kompas.com