SMARTPEKANBARU.COM-Kenaikan harga hampir seluruh jenis beras di pasaran membawa keuntungan bagi pedagang beras jagung di Pasar Induk Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Kondisi ini terjadi seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap beras jagung sebagai alternatif beras putih.
Beras jagung dijual Rp 7.500 per liter, jauh di bawah harga beras putih yang kini menembus Rp 16.000 per liter. Perbedaan harga yang mencolok ini membuat permintaan beras jagung melonjak tajam.
“Alhamdulillah, beras jagung belakangan ini permintaannya cukup tinggi. Jika biasanya hanya laku 20 karung, sekarang bisa laku 40 bahkan 50 karung per hari,” kata Nurbaya, salah satu pedagang di Pasar Induk Wonomulyo.
Beras jagung merupakan jagung kering yang telah digiling sehingga berukuran menyerupai beras. Konsumen bisa memasaknya langsung atau mencampurkannya dengan beras putih sebagai alternatif penghematan.
Menurut Nurbaya, lonjakan permintaan ini membuat omzetnya naik hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa, dan keuntungan pun meningkat hingga jutaan rupiah per hari.
Kondisi naiknya harga beras ini sejalan dengan pernyataan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dalam laporan Kompas.com, Kamis (18/7/2024), Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa harga beras memang mengalami lonjakan akibat berkurangnya pasokan dan gangguan produksi dalam negeri.
“Memang harga beras masih tinggi karena kita sedang dalam masa transisi panen dan beberapa daerah mengalami penurunan produksi akibat cuaca ekstrem,” ujar Arief.
Arief juga menambahkan bahwa pemerintah telah menginstruksikan Perum Bulog untuk menggelontorkan stok beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) guna menahan laju kenaikan harga di pasar.
Langkanya beras dengan harga terjangkau inilah yang mendorong sebagian masyarakat, khususnya di daerah seperti Polewali Mandar, untuk beralih ke beras jagung sebagai solusi alternatif.
Sumber: Kompas.com