SMARTPEKANBARU.COM- PT Pos Properti Indonesia bekerja sama dengan PT Utomo Chargeplus Indonesia untuk membangun 1.823 titik Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL) di lahan milik PT Pos Indonesia.
Kerja sama ini menjadi wujud kolaborasi antara BUMN dan sektor swasta guna mendorong percepatan transisi energi terbarukan di Indonesia.
Pemanfaatan aset-aset PT Pos Indonesia sebagai lokasi charging port disebut tak hanya mengoptimalkan infrastruktur yang telah ada, tapi juga menandai kesiapan Indonesia menyambut era kendaraan listrik atau electric vehicles (EVs) yang kian berkembang pesat di kawasan ASEAN.
“Ini bukan hanya pemanfaatan lahan, tapi cara kami ikut membangun ekosistem EVs yang sehat dan menjangkau lebih banyak masyarakat di area urban dan suburban,” ujar Direktur PT Pos Properti Indonesia, Junita Roemawi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (25/7/2025)
Tersebar di Kota Besar hingga Pelosok
Pembangunan1.823 titik pengisian baterai kendaraan listrik ini akan tersebar di berbagai kota strategis di Indonesia, mulai dari Aceh, Medan, Padang, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, hingga Makassar, Manado, NTT, dan NTB.
Jaringan luas milik PT Pos Indonesia yang menjangkau pusat kota hingga daerah suburban menjadi kekuatan tersendiri dalam membangun infrastruktur EVs yang merata dan inklusif.
Asia Pimpin Pertumbuhan Energi Terbarukan
Langkah ini sejalan dengan tren global dan regional. Laporan Renewable Energy Highlights 2025 dari IRENA menunjukkan bahwa Asia saat ini memimpin dalam pertumbuhan energi terbarukan dengan total produksi listrik hijau mencapai 4.008 TWh pada 2023. Ini merupakan angka tertinggi di dunia.
Di Asia, termasuk Indonesia, energi terbarukan baru menyumbang sekitar 26.6 persen dari bauran listrik nasional.
Namun angka tersebut menunjukkan potensi besar yang dapat ditingkatkan melalui sinergi sektor publik dan swasta, termasuk dalam pemanfaatan aset-aset strategis seperti yang dimiliki PT Pos Indonesia.
Hal ini mencerminkan besarnya potensi yang bisa dioptimalkan melalui kolaborasi sektor publik dan swasta.
Untuk itu, Pos Properti Indonesia menilai pembangunan infrastruktur SPKL bukan sekadar proyek bisnis, melainkan bagian dari komitmen jangka panjang untuk menjadi katalis transformasi energi di Indonesia.
“Dengan jaringan properti yang tersebar luas, kami punya posisi unik untuk ambil bagian dalam revolusi energi ini,” kata Junita.
Inisiatif ini sekaligus menunjukkan bagaimana BUMN dapat membuka peluang baru di industri masa depan, terutama dalam mendukung target global mencapai 11 TW energi terbarukan pada 2030.
Infrastruktur penunjang seperti SPKL akan menjadi elemen kunci dalam pencapaian tersebut.
Sumber : Kompas.com