SMARTPEKANBARU.COM – Ketua MPR RI Ahmad Muzani merespons kritik masyarakat yang mengomentari sejumlah anggota dewan berjoget dan berdendang saat Sidang Tahunan 2025 dan juga agenda hiburan di sela-sela Upacara Peringatan HUT ke-80 RI.
Tindakan tersebut dianggap sebagian pihak tak sensitif dengan kondisi rakyat saat ini yang masih kesulitan secara ekonomi.
Namun, Muzani menyatakan bahwa pemutaran lagu yang membuat para dewan berdendang adalah untuk meredakan ketegangan atau “relaksasi”.
“Ya, saya kira karena lagu itu kan upaya untuk merelaksasi suasana, baik pada saat di sidang paripurna, DPR ataupun MPR, ataupun pada saat setelah selesainya upacara detik-detik proklamasi,” ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (19/8/2025).
Dia pun menampik anggapan bahwa anggota dewan tidak sensitif atau peka dengan berbagai kesulitan yang dihadapi masyarakat saat ini.
“Tapi lagu itu karena sebagai upaya untuk merelaksasi selalu ditempatkan di acara di luar formal. Sehingga menurut kami itu sesuatu yang tidak ada masalah karena peletakannya di luar acara formal,” kata Muzani.
“Yang kedua itu bagian dari upaya untuk mereleksasi suasana dan keadaan. Dan sebenarnya orang joget mendengar lagu itu kan sesuatu yang otomatis,” sambungnya.
Muzani pun berpandangan bahwa seseorang yang berjoget dan berdendang ketika mendengar lantunan musik adalah suatu hal lumrah dan wajar.
“Kalau kita mendengar lagu, apalagi lagunya pas dengan irama-irama yang menyenangkan, merelaksasi itu dengan sendirinya tubuh akan bergerak. Apakah kepala, apakah tangan, atau kaki, atau bahkan badan, tangan, kaki, sampai kepala. Itu sesuatu yang wajar saja,” ungkap Muzani.
“Kalau kita mendengar lagu, kemudian tubuh kita bergoyang atau bergerak, sesuatu yang normal dan biasa saja,” pungkasnya.
Sumber : Kompas.com