SMARTPEKANBARU.COM- Manifesting adalah praktik membayangkan dan meyakini hal yang kita inginkan agar bisa menjadi kenyataan. Konsep ini banyak dilakukan Gen Z, tapi sebenarnya bukan hal baru. Akar manifesting bisa ditelusuri dari ajaran spiritual kuno dan gerakan New Thought pada abad ke-19, yang percaya bahwa pikiran positif bisa memengaruhi dunia nyata. Namun, pertanyaannya: apakah manifesting bisa terwujud, atau hanya angan-angan? Menurut psikoterapis Denise Fournier, manifesting bisa jadi alat bantu diri yang kuat. Caranya adalah dengan menciptakan visi masa depan, menyelaraskan pikiran, emosi, dan tindakan agar bisa mewujudkannya.
Manifesting bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari menyalakan lilin sambil menyebutkan niat, meditasi, hingga menuliskan impian. Psikolog Patty Johnson menyebut, praktik ini populer karena memberi rasa kendali di tengah dunia yang serba tidak pasti. Dari sisi ilmiah, ada dukungan terhadap konsep ini. Penelitian menunjukkan bahwa berpikir positif bisa meningkatkan kesejahteraan mental, menurunkan risiko depresi, dan membantu seseorang lebih tangguh saat menghadapi stres. Studi lain menemukan bahwa orang yang mempraktikkan manifesting merasa lebih percaya diri dan menganggap diri mereka lebih sukses, dibandingkan yang tidak. Visualisasi dan afirmasi juga bisa bekerja mirip self-fulfilling prophecy di mana keyakinan yang kuat bisa mendorong tindakan yang mendekatkan kita pada tujuan.
Secara neurologis, mengulang pikiran positif (seperti lewat mantra) bisa mengaktifkan bagian otak yang membantu fokus dan bekerja menuju target. Jadi, bukan kekuatan magis, tapi lebih ke arah kerja otak yang terarah. Meski begitu, manifesting bukan jawaban untuk segalanya. Beberapa ahli mengingatkan bahwa konsep ini bisa mengabaikan hambatan nyata yang dihadapi banyak orang, seperti ketimpangan sosial atau ekonomi. Karena itu, manifesting sebaiknya dilakukan dengan seimbang: selain berpikir positif, kita juga perlu refleksi diri dan langkah nyata untuk mencapai tujuan. Tak ada cara baku, yang penting konsisten dan realistis.
Sumber : Kompas.com
