SMARTPEKANBARU.COM- Pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (1/8/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau dengan penguatan.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah pagi ini terpantau melemah di pasar spot. Berdasarkan data RTI pukul 09.02 WIB, IHSG berada di level 7.548,74 atau naik 64,40 poin (0,86 persen) dibanding penutupan sebelumnya.
Sebanyak 239 saham melaju di zona hijau dan 176 saham di zona merah. Sedangkan 190 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 927,52 miliar dengan volume 1,18 miliar saham.
Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, laporan inflasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan data US Personal Income mengalami kenaikkan dari sebelumnya -0,4 persen menjadi 0,3 persen.
Namun demikian US Personal Spending juga mengalami kenaikkan dari sebelumnya 0 persen menjadi 0.3 persen.
Hal ini sejalan dengan US Personal Consumption yang turut mengalami kenaikkan beberapa hari yang lalu dari sebelumnya 0,5 persen menjadi 1,4 persen.
Hal ini tentu saja memberikan indikasi, ada kenaikkan konsumsi yang membuat inflasi berpotensi mengalami kenaikkan kembali.
Sedangkan, ukuran inflasi yang disukai oleh bank sentral AS The Fed yakni PCE Price Index naik secara bulanan naik dari sebelumnya 0,2 persen menjadi 0,3 persen. Data ini juga naik secara tahunan dari sebelumnya 2,4 persen menjadi 2,6 persen.
“Berdasarkan analisis teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.440–7.600,” kata dia dalam analisisnya, Jumat (1/8/2025).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG telah menembus di bawah 7.515 yang sebelumnya menjadi support terdekat.
Dengan demikian, ada potensi untuk terjadinya ekstensi koreksi menuju 7.432 atau bahkan 7.354 sebagai support berikutnya.
Namun, rebound dapat terjadi jika penutupan harian berada di atas garis SMA-10 sebagai support dinamis.
“Level support IHSG berada di 7.432, 7.354, dan 7.271, sementara level resistennya di 7.575, 7.720, dan 7.805. Indikator MACD menunjukkan kondisi netral,” terang dia.
Kemudian, bursa kawasan Asia hari ini mayoritas dibuka di zona merah, dengan Strait Times naik 0,24 persen (10,16 poin) di level 4.183,93. Shanghai Composite turun 0,07 persen (2,33 poin) di level 3.570,87.
Sementara, Nikkei turun 0,36 persen (148,69 poin) ke level 40.921,10 dan Hang Seng turun 0,15 persen (38,39 poin) ke level 24.734,93.
Rupiah
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.
Melansir data Bloomberg, pukul 09.09 WIB rupiah berada pada level Rp 16.510 per dollar AS atau melemah 54 poin (0,33 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.456 per dollar AS.
Pengamat mata uang sekaligus Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra mengatakan, dollar AS kemungkinan lebih kuat hari ini dibandingkan rupiah.
Semalam data indikator inflasi AS bulan Juni yaitu Core PCE Price Index yoy dirilis lebih tinggi dari ekspektasi atau tidak berubah dibandingkan bulan sebelumnya, atau naik menjadi 2,8 persen dibandingkan sebelumnya 2,7 persen.
Sementara itu, data klaim tunjangan pengangguran mingguan juga bagus, menunjukkan jumlah klaim yang lebih rendah dari ekspektasi atau sekitar 218.000, dibandingkan sebelumnya 222.000.
Data ini memberikan dukungan untuk Bank Sentral AS tidak menurunkan suku bunga nya dalam waktu dekat, jadi mendukung penguatan dollar AS.
“Peluang pelemahan rupiah hari ini ke arah 16.450-16.500. Potensi support di 16.350,” ungkap dia.
Sumber : Kompas.com