Skip to content

SMARTPEKANBARU.COM

Business and Inspiration

  • News Update
  • Business Today
  • Live Talkshow
  • Ordinary News
  • Program
  • Advertorial
  • Streaming
  • Info Pajak
  • Haloawalbros
  • Toggle search form
  • Kawal River Agro Resort Andalkan Telkom Indibiz untuk Solusi Digital Ordinary News
  • Gelar Smart Healthy Talk Show Bahas Terapi Aman Untuk Cegah Tiroid Health
  • Telkom Riau Bahas Potensi Perluasan Penggunaan Layanan Telkom di Hotel Pangeran Pekanbaru Ordinary News
  • Tingkatkan Kepuasan Tamu, Fave Hotel Beralih ke Layanan Telkom Indonesia Ordinary News
  • Bagaimana informasi R-APBD Pekanbaru 2025? DPRD menyebut KUA-PPAS belum dikirim oleh Pemkot Business Today
  • Peruri dan Jamdatun Jalin Kerja Sama Demi Kepastian Hukum Bisnis Economy
  • Penutupan Juli 2025, Harga Emas Antam Anjlok Rp 17.000 Economy
  • Kemenlu: Jenazah Staf KBRI Zetro Purba Akan Segera Dipulangkan dari Peru Government

Jangan Sembarangan Memakaikan Kosmetik ke Kulit Bayi

Posted on 6 Agustus 20256 Agustus 2025 By Anisa

SMARTPEKANBARU.COM- Sebagai orangtua kita perlu bijak dalam memakaikan produk ke kulit bayi karena bisa berdampak buruk bagi kesehatan kulitnya. Investigasi yang dilakukan The Times menemukan bahwa bayi dan balita kini kerap terpapar produk kosmetik dewasa, mulai dari semprotan pewangi, kuteks, hingga tato henna hitam. Meski terlihat lucu dan Instagramable, sains menunjukkan sisi yang jauh lebih mengkhawatirkan. Kulit bayi berbeda secara biologis dari kulit orang dewasa, yakni lebih tipis, lebih menyerap, dan masih dalam tahap perkembangan. Menurut ahli anatomi di Lancaster University, Profesor Adam Taylor, paparan terhadap produk-produk tertentu bisa menyebabkan masalah langsung seperti iritasi atau reaksi alergi, bahkan dalam jangka panjang berisiko mengganggu keseimbangan hormon.

“Kulit bayi baru lahir memiliki jumlah lapisan yang sama dengan kulit orang dewasa, tetapi lapisan tersebut hingga 30 persen lebih tipis,” paparnya.  Lapisan pelindung yang lebih tipis ini memudahkan zat-zat, termasuk bahan kimia, untuk menembus ke jaringan yang lebih dalam dan aliran darah. Kulit bayi juga memiliki kadar air yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih sedikit sebum (minyak alami yang melindungi dan melembapkan kulit). Hal ini membuatnya lebih rentan terhadap kehilangan air, kekeringan, dan iritasi, terutama saat terpapar pewangi atau krim yang tidak diformulasikan untuk bayi.

Mikrobioma kulit – lapisan pelindungnya yang terdiri dari mikroba bermanfaat – juga membutuhkan waktu untuk berkembang. Pada usia tiga tahun, kulit anak telah selesai membentuk mikrobioma pertamanya. Sebelum itu, produk yang dioleskan ke kulit dapat mengganggu keseimbangan yang rapuh ini. Saat pubertas, struktur dan mikrobioma kulit berubah lagi, mengubah cara kulit merespons produk.

Efek jangka panjang pemakaian kosmetik

Investigasi menemukan bahwa bronzer dan cat kuku sering digunakan pada anak-anak. Produk-produk ini seringkali mengandung bahan kimia berbahaya atau bahkan karsinogenik, seperti formaldehida, toluena, dan dibutil ftalat. Toluena dikenal sebagai neurotoksin, dan dibutil ftalat merupakan pengganggu endokrin, zat kimia yang dapat mengganggu fungsi hormon, yang berpotensi memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kesuburan.  Kedua zat tersebut dapat lebih mudah menembus kulit bayi yang lebih tipis dan lebih permeabel. Taylor juga menyoroti pemakaikan tato temporer, terutama henna hitam, meski kosmetik ini termasuk yang populer tapi tidak selalu aman.  “Henna hitam merupakan penyebab umum dermatitis kontak pada anak-anak dan mungkin mengandung para-fenilendiamin (PPD), bahan kimia yang disetujui untuk digunakan dalam pewarna rambut tetapi tidak untuk diaplikasikan langsung ke kulit,” katanya.

Paparan PPD dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah dan, dalam kasus yang jarang terjadi, kanker. Anak-anak dapat mengalami hipopigmentasi – bercak pucat di mana warna kulit memudar – atau, pada orang dewasa, hiperpigmentasi yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau menjadi permanen.

Natural tidak berarti aman

Produk yang dipasarkan sebagai “alami” atau “clean” juga dapat menyebabkan reaksi alergi. Propolis (lem lebah), misalnya, ditemukan dalam banyak produk perawatan kulit alami tetapi menyebabkan dermatitis kontak hingga 16% anak-anak. Sebuah studi menemukan rata-rata 4,5 alergen kontak per produk dalam rangkaian perawatan kulit “alami”. Dari 1.651 produk perawatan pribadi “alami” di pasaran AS, hanya 96 (5,8%) yang bebas dari alergen kontak. “Bayi dan anak kecil bukanlah orang dewasa mini. Kulit mereka masih berkembang dan lebih rentan terhadap iritasi, penyerapan bahan kimia, dan efek sistemik: zat yang menembus kulit dapat memasuki aliran darah dan berpotensi memengaruhi organ atau sistem biologis di seluruh tubuh,” katanya.

Sumber : Kompas.com

Lifestyle

Navigasi pos

Previous Post: Menteri Mulai Berdatangan, Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna di Istana
Next Post: Prabowo Tunjuk Seskab Teddy Koordinasikan Laporan Menteri dalam Sidang Paripurna

Related Posts

  • Cara Mengajarkan Empati pada Anak di Tengah Gejolak Politik Menurut Psikolog Lifestyle
  • Watercolor Blush, Rahasia Pipi Merona Natural ala Sabrina Carpenter Lifestyle
  • Sydney Sweeney Ubah Warna Rambutnya jadi Cokelat Lifestyle
  • Mengenal Sindrom Sarang Kosong, Saat Orang Tua Kesepian Melihat Anak Sudah Mandiri Lifestyle
  • Skin Barrier Rusak Bikin Jerawat Makin Parah, Simak Penjelasan Dokter Lifestyle
  • Dokter Ungkap Anak Usia 1-3 Tahun yang Sering Terpapar Layar Gawai Berisiko Alami Autisme Virtual Lifestyle

RADIO STREAMING

REPORTASE

YOUTUBE CHANNEL

350 Truk Bantuan Kemanusiaan Mulai Memasuki Jalur Gaza Lewat Rafah | SONORA UPDATE
Load More... Subscribe

Latest

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong Masyarakat Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong Masyarakat Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

19 Oktober 2025
Read More
Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

17 Oktober 2025
Read More
Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

17 Oktober 2025
Read More
BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

17 Oktober 2025
Read More
Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul   Sep »
Follow us on:
  • Partisipasi Pemilih pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau 2024 Meningkat Riau
  • Mata Minus pada Anak Sering Tak Disadari Orangtua, Ketahui Bahayanya Health
  • Harga Emas Dunia Menguat Didorong Tarif Trump dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS Economy
  • Kemensos Evaluasi 600 Ribu Lebih Penerima Bansos yang Diduga Terlibat Judi Online Government
  • Harga Emas Pekanbaru, Emas Antam Pegadaian Turun, Harga di Gerai Butik Emas LM Business Today
  • Gerindra Layangkan Teguran Keras kepada Bupati Pati Sudewo Government
  • DJP Telah Tagih Rp 7,21 Triliun Tunggakan Pajak dari 200 Pengemplang Jumbo Economy
  • Pemerintah Ambil Langkah Pulangkan Selebgram AP dari Tahanan Myanmar Government

KONTAK KAMI :

SMART FM PEKANBARU Jalan Merak No. 83 B Marpoyan Damai  Pekanbaru<br>Email: smartfmpku@gmail.com Tlp: (Hunting) Tlp/WA: +62 811 757 1018

Copyright ©052024 . PT Radio Monaria

Powered by PressBook News WordPress theme