SMARTPEKANBARU.COM- Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kecamatan Salo masih terus bertambah. Kasus baru terjadi di dekat Kantor Camat Salo, Rabu (20/8/2025) malam. Kebakaran bikin heboh. Video penampakan kobaran api yang membesar beredar luas di dunia maya. Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kampar mengkonfirmasi lokasi berada di belakang Kantor Camat Salo. Tepatnya di wilayah Desa Salo.
Kebakaran sempat menimbulkan kepanikan warga sekitar. Mengingat kantor tersebut berada di dalam kawasan permukiman warga.
Camat Salo, Sofiandi mengatakan, lahan tersebut milik Batalyon Infanteri 132 Bima Sakti (Yonif 132/BS). Ia tidak merinci bentuk kepemilikan, apakah institusi atau pribadi.
“Batalyon 132,” katanya kepada Tribunpekanbaru.com ketika ditanya pemilik lahan yang terbakar, Rabu malam.
Senada dikemukakan Kepala Desa Salo, Infazni Arham. “(Lahan milik) Batalyon di belakang Kantor Camat Salo,” katanya.
Karhutla Menggila
Sebelumnya diberitakan juga Karhutla di wilayah Kecamatan Salo kian menggila. Kebakaran cukup hebat kembali terjadi pada Rabu (20/8/2025).
Kepala Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kampar, Adi Candra Lukita menyebutkan, kebakaran berlokasi di Desa Salo.
Titik api tepat di sekitar kawasan objek wisata Sungai Hijau. Kebakaran ini kejadian berulang di lokasi yang berdekatan.
“Lokasi yang baru lagi, di samping yang terbakar kemarin sekitar Sungai Hijau,” katanya kepada Tribunpekanbaru.com.
Ia mengatakan, luas lahan yang terbakar diperkirakan 5,8 hektare. Berisi semak belukar.
Upaya pemadaman kembali mengerahkan Helikopter Water Bombing.
Sedangkan personil di darat tetap berjibaku melakukan penyekatan agar api tidak meluas.
Menurut dia, operasional helikopter di atas titik api cukup lama kali ini. Dimulai Rabu siang sampai jelang Maghrib.
“Water Bombing sangat membantu pemadaman. Mengingat tidak ada sumber air di lokasi,” ujarnya.
Di atas titik api tampak jaringan transmisi listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Sebelumnya, Helikopter gagal melakukan pemadaman dari atas SUTET pada Sabtu (16/8) lalu.
Helikopter yang sudah tiba di lokasi terpaksa putar balik.
Sebab gelombang elektromagnetik sekitar SUTET sangat tinggi.
Dikhawatirkan dapat mengganggu penerbangan.
“Kali ini helikopter memberanikan diri. Satgas darat memang sangat butuh bantuan Satgas udara karena sumber air tidak ada,” katanya.
Sumber: Tribunpekanbaru.com