SMARTPEKANBARU.COM- UPT Perparkiran Dishub Pekanbaru memprediksi terjadi penurunan PAD dari retribusi parkir tepi jalan umum.
Dari target tahun 2025 yang dipatok sejak awal Rp 17,2 miliar, diprediksi turun drastis menjadi Rp 10 miliar.
Penyebab utamanya, karena pasca berlakunya penyesuaian tarif parkir tepi jalan umum pada 20 Februari 2025 lalu, Rp 1.000 untuk roda dua dan Rp 2.000 untuk roda empat.
Kondisi ini direspon Anggota Komisi II DPRD Pekanbaru Davit Marihot Silaban. Hanya saja, Politisi PDI-P ini melihat sisi lain, dari penurunan PAD tersebut.
“Sebenarnya kalau kita jujur, penurunan tarif itu bukan alasan utama. Tapi karena banyak kebocoran lah masalahnya,” tegas Davit Marihot kepada Tribupekanbaru.com, Jumat (22/8/2025).
Kebocoran yang dimaksudkan, lanjut Davit Marihot, karena hampir di semua ruas jalan di kota ini dipungut parkir.
Untuk satu ruas jalan saja, jukirnya bisa belasan hingga puluhan. Tentu uang parkir yang dipungut besar. Namun sayangnya, lebih banyak untuk koordinator atau pun pengawas lapangan, dari pada yang disetorkan ke kas daerah.
Seharusnya dengan banyaknya titik parkir, baik yang dikelola perusahaan maupun pihak ketiga pemegang SPT, pendapatan dari sektor ini bisa meningkat, bukan justru menurun.
“Setiap sudut jalan ada pungutan parkir, bahkan di tempat yang sebenarnya tidak layak dijadikan lahan parkir. Tapi anehnya, PAD dari sektor ini malah menurun. Artinya ada yang tidak beres,” sebutnya lagi.
DPRD menilai kebocoran PAD bisa terjadi karena lemahnya pengawasan terhadap juru parkir, pengelola pihak ketiga, hingga potensi parkir liar yang tidak tercatat dalam sistem resmi.
“Kita mendesak Dishub untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan parkir. Jangan sampai uang rakyat bocor karena sistem yang tidak transparan. Tempatkan pihak independen di titik-titik kebocoran tersebut,” tambahnya.
DPRD juga mendorong agar Pemko Pekanbaru segera menerapkan sistem parkir digital, untuk menekan kebocoran dan meningkatkan PAD.
“Digitalisasi adalah solusi. Dengan sistem elektronik, semua transaksi bisa tercatat. Ini bisa menutup celah-celah kebocoran yang selama ini sulit diawasi,” pintanya.
Sumber : Tribunpekanbaru.com