SMARTPEKANBARU.COM – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menuturkan, Kemenhut, BNPB, dan BMKG diminta Presiden RI Prabowo Subianto untuk menekan angka kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dalam Rapat Terbatas Kehutanan, kata Raja Juli, Prabowo menargetkan nol kasus kebakaran hutan ataupun lahan dan meminimalisir asap ke negara tetangga.
“Minggu lalu Pak Presiden mengundang Ratas Kehutanan, BNPB, BMKG, dan beberapa KL lain. Ratas evaluasi tentang karhutla ini dan beliau pertama tekan angka karhutla sampai 0, tidak boleh ada asap yang lintas batas,” ujar Raja Juli, saat ditemui di Kantor BMKG Pusat, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2025).
Raja Juli optimis bahwa perintah dari Prabowo dapat dilaksanakan dengan baik.
Ia menjanjikan hutan akan terkontrol hingga akhir September 2025.
“Tiga-tiga ini dikerjakan dengan baik, Insya Allah, tadi kebakaran hutannya terkontrol, terkendali sampai hari ini, dan berharap siaga sampai September,” ucap dia.
Pihaknya juga berupaya untuk mengontrol asap kebakaran agar tidak sampai ke negara tetangga seperti Malaysia ataupun Singapura.
“Yang kedua, transboundary haze pollution, misalnya kita kontrol tidak ada asap yang melintas batas di Malaysia, Singapura, dan sebagainya,” ucap dia.
Selain itu, penegakan hukum juga dilakukan dengan menangkap pelaku pembakaran.
Saat ini, telah ditetapkan 55 tersangka yang terlibat dalam kasus karhutla di Riau.
“Sudah dilaporkan juga di Riau itu sudah 55 orang menjadi tersangka. Penegakan hukum plus partisipasi masyarakat yang menjadi modal sosial kita untuk bersama-sama menekan terus angka karhutla ini,” tegas dia.
Sebagai informasi, kebakaran hutan dan lahan di Indonesia telah mencapai 8.594 hektar (ha) pada Januari-Juli 2025.
Mengutip laman Sipongi, Senin (11/8/2025), karhutla paling banyak terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan luasan 1.424 ha.
Kemudian, disusul Kalimantan Barat 1.149 ha, Riau 751 ha, dan Nusa Tenggara Barat 662 ha.
Lalu, Sumatera Barat seluas 511 ha, Sulawesi Selatan 474 ha, Maluku 421 ha, Aceh 354 ha, Kalimantan Timur 331 ha, Sumatera Utara 309 ha, serta Sulawesi Tengah 302 ha.
Dalam lima tahun terakhir, dari 2020-Juli 2025, angka karhutla cenderung menurun.
Pada 2020, total luasan mencapai 296.942 ha. Lalu, 2021 (358.867 ha), 2022 (204.894 ha), 2023 (1.161.192 ha), serta 2024 mencapai 378.805 ha.
Sumber : Kompas.com