SMARTPEKANBARU.COM-Ketua I Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Riau, Adrias Hariyanto, mengapresiasi peran Special Olympic Indonesia (SOIna) dan partisipasi pelajar dari SMP dan SMA di Kota Pekanbaru yang mengikuti program Youth Activation Club dan Bocce Unified Champion School.
Menurutnya, para pelajar ini memiliki peran penting sebagai tokoh masa depan yang akan berjasa dalam merangkul dan membersamai anak-anak dengan disabilitas intelektual.
“Kalian para pelajar akan diminta oleh negara, oleh Indonesia, untuk membersamai anak-anak berkebutuhan khusus. Karena tidak sedikit dari mereka yang membutuhkan dukungan dan pendampingan,” ujar Adrias saat menyapa para pelajar di Hotel Pangeran, Selasa (5/8/2025).
Adrias juga menyoroti pentingnya integrasi antara siswa dari Sekolah Luar Biasa (SLB) dan sekolah reguler dalam satu kelas. Ia berharap, melalui penyatuan ini, akan tercipta lingkungan sosial yang lebih inklusif dan bebas dari diskriminasi di masa depan.
“Saat disatukan kelasnya, tidak ada lagi teriakan karena mereka berbeda. Hal ini sangat tidak diharapkan dari ananda. Bawa mereka bermain, belajar, dan bersosialisasi bersama,” tegasnya.
Ia menambahkan, setiap manusia terlahir dengan hak dan martabat yang sama. Maka dari itu, keterbatasan fisik atau intelektual tidak boleh menjadi penghalang untuk tumbuh dan berkembang bersama.
“Kalianlah yang akan membawa mereka, membantu mereka untuk maju bersama,” pungkas Adrias.
Sementara itu, Ketua Pengurus Provinsi Special Olympics Indonesia (Pengprov SOIna) Riau, Novilia, menjelaskan bahwa tujuan utama program Unified Champion School dan Youth Activation Club adalah menciptakan lingkungan inklusif di sekolah. Bekerja sama dengan Dispora Riau, program ini melibatkan olahraga inklusif (unified sport) serta kegiatan non-olahraga, guna mencetak pemimpin muda yang berempati dan proaktif.
“Anak muda memiliki peran besar sebagai agen perubahan. Program ini mengajak semua komponen mulai dari pemerintah, komunitas, dan sekolah untuk bersama-sama menciptakan lingkungan di mana setiap anak, dari latar belakang apa pun, diterima, dihargai, dan dilibatkan,” terang Novilia.
Ia menegaskan, melalui inisiatif ini, para penyandang disabilitas intelektual tidak hanya diakui keberadaannya, tetapi juga dihargai sebagai bagian dari masyarakat yang setara.
Program ini menjadi langkah nyata untuk membentuk generasi muda yang lebih peduli, inklusif, dan siap menjadi agen penggerak perubahan menuju masyarakat yang ramah disabilitas.
Sumber : Mediacenter.riau.go.id