SMARTPEKANBARU.COM- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan pentingnya deteksi dini masalah kesehatan mental pada remaja. Peringatan ini disampaikan dalam webinar bertema Kesehatan Mental pada Remaja yang digelar IDAI pada Selasa (19/8/2025). Ketua Umum IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K), menyebutkan bahwa masalah kesehatan mental pada remaja bukan persoalan kecil. Berdasarkan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (INAMHS) 2021, prevalensi masalah kesehatan mental pada remaja Indonesia mencapai 30–35 persen. “Data survei menunjukkan tiga dari sepuluh remaja kita mengalami masalah kesehatan mental. Jika tidak ditangani sejak dini, ini bisa terbawa hingga dewasa dan menimbulkan dampak jangka panjang,” kata Piprim dalam paparannya.
Faktor risiko yang perlu diwaspadai
Piprim menekankan sejumlah faktor risiko yang kerap memicu masalah mental pada remaja, mulai dari tekanan akademik, perundungan (bullying), hingga pengaruh media sosial. Menurutnya, gejala awal sering kali muncul dalam bentuk perubahan perilaku sederhana. “Remaja yang tampak murung, menarik diri, sulit tidur, atau mudah marah perlu diperhatikan. Jangan tunggu sampai kondisinya berat,” ujar Piprim.
Deteksi dini dan peran keluarga Anggota
Satgas Remaja IDAI, dr. Butuh dukungan lintas sektor IDAI menilai kesehatan mental remaja adalah tanggung jawab bersama. Dengan jumlah remaja di Indonesia yang mencapai 44 juta jiwa atau 19,2 persen populasi, intervensi lintas sektor dinilai mendesak dilakukan.
“Investasi kesehatan mental remaja adalah investasi masa depan bangsa,” tutur Braghmandita. IDAI berharap pemerintah, sekolah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dapat memperkuat upaya deteksi dini, menyediakan layanan konseling yang ramah remaja, serta menekan stigma terhadap kesehatan mental.
Sumber : Kompas.com