Skip to content

SMARTPEKANBARU.COM

Business and Inspiration

  • News Update
  • Business Today
  • Live Talkshow
  • Ordinary News
  • Program
  • Advertorial
  • Streaming
  • Info Pajak
  • Haloawalbros
  • Toggle search form
  • Jumlah Penumpang di Bandara SSK II Pekanbaru Meningkat Saat Akhir Pekan Libur Panjang Business Today
  • Pengamat Sorot Skema 4 Bek Timnas Indonesia dan Komposisi Pemain Kluivert Football
  • 42 ft Tsunami waves predicted to devastate Seattle after earthquake Nature
  • Kemenko Polkam Pastikan Pembangunan Teknologi Informasi Sesuai Kebutuhan Keamanan Nasional Ordinary News
  • Dinsos Pekanbaru Bakal Gelar Razia Gepeng Besar-besaran, Komisi III DPRD Beri Respon Begini Ordinary News
  • Brand Lokal Ini Tanam Sendiri Bahan dan Pewarna Pakaian, Terapkan Fashion Berkelanjutan Lifestyle
  • Mentan Sebut Harga Beras Mulai Turun di 15 Provinsi, Klaim Stok Nasional Aman hingga Akhir Tahun Economy
  • Tujuan Politik di Balik Kedatangan Surya Paloh dan Elite PKS Menemui Menhan Sjafrie Nasional

Video Viral Mertua Marahi Menantu yang Melahirkan, Ini Cara Seharusnya Mertua Bersikap

Posted on 4 Agustus 20254 Agustus 2025 By Anisa

SMARTPEKANBARU.COM- Beberapa waktu lalu, beredar video di TikTok seorang perempuan yang kesakitan saat melahirkan, tapi seseorang yang diduga ibu mertuanya bilang, “Biarin mati, tapi kasih lahir dulu itu anak.” Ibu mertua menjadi sosok yang penting bagi menantu perempuan yang sudah tidak lagi memiliki ibu, atau tinggal di tempat yang jauh dari ibunya.

Saat menantu melahirkan, ibu mertua tidak perlu memarahi menantunya yang sedang kesakitan sampai ingin mati, bahkan sampai “mengiyakan” apa yang dikatakan menantu tapi harus melahirkan cucunya terlebih dulu. Lantas, seperti apa cara mertua bisa mendukung menantunya yang sedang kesakitan saat melahirkan?

Cara mertua mendukung menantunya yang melahirkan

1. Anggap menantu sebagai anak sendiri

Psikolog klinis dewasa, Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., yang berpraktik di lembaga Jaga Batin di Bandung, Jawa Barat, mengatakan, ibu mertua perlu menganggap menantunya sebagai anak sendiri. “Idealnya seperti itu, walaupun memang sulit apalagi kalau pernikahan baru satu atau dua tahun tahun dan menantunya sudah hamil. Itu kan bonding mertua dan menantunya belum oke,” tutur Adelia, Minggu (3/8/2025). Faktor lainnya yang membuat mertua sulit menganggap menantu sebagai anak sendiri adalah belum saling memahami apa yang disukai dan gaya berbicara masing-masing. Namun, ketika ibu mertua berusaha untuk bonding dengan menantu, terlepas dari usia pernikahan menantu dengan anaknya yang masih cukup muda, ia bisa dengan mudah menganggap menantunya sebagai anak sendiri. Ketika menganggap menantu sebagai anak sendiri, ada perubahan cara pandang dari ibu mertua kepada menantunya. “Ketika mertua bisa menganggap menantu sebagai anak sendiri, empatinya juga jalan. Pasti juga merasa khawatir dengan kondisi menantunya yang sedang melahirkan karena merasakan kesulitannya,” terang Adelia. “Diawali dengan menganggap menantunya sebagai anaknya sendiri, cara pandangnya mertua juga diubah. Bukan melihatnya lagi sebagai sekadar ‘menantu’,” sambung dia. Ketika hal ini terjadi, perkataan seperti, “Ya sudah mati saja, tapi anaknya dilahirkan dulu”, tidak akan terucap dari mulut ibu mertua saat menantunya sedang kesakitan saat proses melahirkan.

2. Anggap menantu “ada”

Kalimat seperti, “Ya sudah mati saja, tapi anaknya dilahirkan dulu” dapat memberi kesan bahwa ibu mertua selama ini tidak pernah menganggap menantunya “ada”. Padahal, anak yang dikandung alias cucunya bukanlah satu-satunya sosok yang penting. Tanpa kehadiran menantunya, ibu mertua tidak akan bisa menggendong cucu yang baru saja dilahirkan. “Karena kalimat itu berarti hanya anaknya, cucunya (yang dianggap) karena ada darah keturunannya. Itu kelihatan banget dia menganggap istri dari anaknya sebagai orang lain,” ucap Adelia. Padahal, lanjut dia, menantu bukanlah “mesin” penghasil cucu. Menantu juga anak dari orangtuanya yang tumbuh dengan kasih sayang, yang seharusnya juga mendapatkan kasih sayang yang sama dari mertuanya.

“Menantu bukan cuma ibu dari bayinya, dalam hal ini cucu si ibu mertua, tapi juga istri dari anaknya. Seharusnya, ibu mertua juga menganggap menantu ‘ada’, dan sebagai anaknya sendiri,” terang Adelia.

3. Menasihati, bukan memerintah

Seringkali kekhawatiran ibu mertua saat menantunya sedang melahirkan terlalu berlebihan dan membuat menantu tidak nyaman. Padahal, kenyamanan sangatlah penting bagi ibu hamil yang sedang berjuang melahirkan anaknya. Adelia mengatakan, memberi nasihat memang sangat baik, tapi bedakan dengan memberi perintah.

“Berikan masukan, dan harus ditekankan bahwa nasihat apa pun yang diberikan, keputusannya tetap di menantunya apakah dia mau mengikutinya atau tidak,” tutur dia. Dalam pemilihan kata, misalnya, hindari menggunakan kata “seharusnya”. Misalnya adalah kalimat, “Kamu seharusnya pilih lahiran secara normal, bukan caesar”. Sebaiknya, ganti menjadi, “Kamu bisa pilih lahiran secara normal kalau mau rasa sakit yang cuma sebentar dan cepat pulih setelah melahirkan. Tapi kalau kondisinya lebih memungkinkan untuk caesar, ikutin saja apa kata dokter. Semuanya tergantung kamu”. “Kalau, ‘Seharusnya kamu begini, seharusnya kamu begitu’, itu kan menyuruh. Menyuruh adalah perintah, dan perintah itu beban untuk orang yang mendapatkan perintah itu. Sementara, ibu hamil sudah terbebani secara mental dan fisik,” terang Adelia.

4. Perbarui pengetahuan

Pengetahuan baru akan selalu ada seiring berjalannya waktu. Dalam proses melahirkan, misalnya, ketenangan dari para pendamping ibu yang melahirkan lebih diutamakan agar mereka juga tenang. Kemudian, perawatan ibu pasca-melahirkan dan perawatan anak setelah dilahirkan yang tentunya jauh berbeda dari dahulu kala. Sebagai contoh, bayi tidak perlu dipakaikan gurita.

Menurut Adelia, ibu mertua yang memperbarui pengetahuan tentang dua perawatan tersebut juga termasuk sebagai dukungan bagi ibu yang sedang melahirkan. Dengan demikian, ibu tidak perlu mengkhawatirkan hal lain saat sedang melahirkan anak. Sebab, ia tahu bahwa ibu mertuanya bisa diandalkan. Ia bisa fokus melahirkan anaknya dengan mendengarkan arahan dari bidan atau dokter kandungan. Pada akhirnya, proses persalinan pun berjalan lancar. “Dan kalau ngobrol sama menantunya sambil nunggu waktunya si menantu lahiran, ibu mertua dan menantu bisa saling berbagi pengetahuan,” ucap Adelia.

Menjadi ibu mertua yang suportif saat menantu melahirkan memang bukan hal mudah, tapi bukan berarti mustahil.

Dengan menganggap menantu sebagai anak sendiri, menghargai keberadaannya, memberi nasihat tanpa memerintah, serta terus memperbarui pengetahuan, hubungan mertua dan menantu bisa menjadi lebih harmonis. Hal ini akan berdampak positif pada proses persalinan yang tenang dan penuh dukungan.

Sumber : Kompas.com

Lifestyle

Navigasi pos

Previous Post: Cegah Narkoba, Menteri Imipas Usul Lapas Dijaga TNI dan Polisi
Next Post: Yusril: Kasus Ongen Bermuatan Politik, Layak Dapat Amnesti dari Prabowo

Related Posts

  • Brand Lokal Ini Tanam Sendiri Bahan dan Pewarna Pakaian, Terapkan Fashion Berkelanjutan Lifestyle
  • Benarkah Stres Bikin Menstruasi Terlambat? Ini Penjelasan Ahli Lifestyle
  • Hati-hati Diet Viral di Media Sosial Belum Tentu Aman, Ini Penjelasan Dokter Lifestyle
  • Gen Z Pilih Isi Liburan dengan Menemukan Kedamaian di Biara Lifestyle
  • Enjoy your one time life line travelling with your favorite ones Kampar
  • 5 Zodiak yang Nyaman Tanpa Pasangan, Aquarius Nomor Satu Lifestyle

RADIO STREAMING

REPORTASE

YOUTUBE CHANNEL

350 Truk Bantuan Kemanusiaan Mulai Memasuki Jalur Gaza Lewat Rafah | SONORA UPDATE
Load More... Subscribe

Latest

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong Masyarakat Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong Masyarakat Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

19 Oktober 2025
Read More
Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

17 Oktober 2025
Read More
Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

17 Oktober 2025
Read More
BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

17 Oktober 2025
Read More
Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul   Sep »
Follow us on:
  • Vonis Eks Direktur RSD Madani Pekanbaru Dinilai Ringan, Jaksa Banding agar Hukuman 2,5 Tahun Penjara Ordinary News
  • The top headphones in the market right now Featured
  • Bea Cukai Pekanbaru Laksanakan Pemusnahan Barang yang Menjadi Milik Negara (BMMN) Riau
  • Ramai Kasus Gluten Free Palsu, Ini Cara Mengetahui Anak Alergi Gluten Menurut Ahli Health
  • Nilai Tukar Tembus 16.000-an, Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar Indonesia Business Today
  • Karya Riau Bertuah 2025 Resmi Dibuka, Dorong UMKM Tangguh dan Ekonomi Inklusif Ordinary News
  • Kisah Pesenam Riau Jalani Intensitas Latihan Tinggi di Pelatnas Meski Puasa Olahraga
  • Kakanwil Kemenag Riau Tekankan Layanan Prima untuk Jamaah Haji di Embarkasi Batam Ordinary News

KONTAK KAMI :

SMART FM PEKANBARU Jalan Merak No. 83 B Marpoyan Damai  Pekanbaru<br>Email: smartfmpku@gmail.com Tlp: (Hunting) Tlp/WA: +62 811 757 1018

Copyright ©052024 . PT Radio Monaria

Powered by PressBook News WordPress theme