SMARTPEKANBARU.COM- Debit air (inflow) yang masuk ke Waduk PLTA Koto Panjang mengalami penurunan drastis dalam sepekan terakhir, disertai dengan penurunan elevasi permukaan air. Manajer Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Air (ULPLTA) Koto Panjang, Dhani Irwansyah, mengungkapkan inflow hanya tercatat 56,81 meter kubik per detik (m³/s) pada Minggu (3/8/2025) pukul 09.00 WIB.
Ia mengakui, besar inflow ini menyentuh volume terendah dalam setahun terakhir.
“Benar,” katanya saat ditanya Tribunpekanbaru.com.
Inflow dari hulu dan sekitar kawasan waduk yang menyusut, berdampak kepada penurunan tinggi elevasi.
Terjadi penurunan yang signifikan dalam sepekan belakangan.
Ia menyebutkan, tinggi elevasi 77 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada jam yang sama. Turun hampir 1 meter hanya dalam sepekan.
“Periode 27 Juli sampai 3 Agustus, penurunan elevasi 98 cm dari 77,98 mdpl menuju 77 mdpl,” ujarnya.
Pada periode 20-27 Juli, penurunan elevasi 74 cm. Yakni dari 78,72 mdpl menuju 77,98 mdpl.
Tinggi elevasi semakin dalam berada di level bawah atau Low Water Level (LWL). Berada di sekitar medio LWL 73,5-80,59 MDPL.
Berdasarkan uraian di atas, menandakan hujan yang turun beberapa kali tidak menyumbang debit waduk.
Dhani mengemukakan hujan tidak turun di sekitar waduk.
Ditanya soal pengaruhnya terhadap operasional turbin pembangkit, ia menyebutkan, polanya masih sama.
Pola operasi turbin disesuaikan dan diatur oleh Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (UIP3BS).
Tergantung kebutuhan sistem Sumatera.
Turbin PLTA dioperasikan 1 sampai 2 unit dengan beban 20 sampai 30 MegaWatt pada Luar Waktu Beban Puncak (LWBP).
Sedangkan pada Waktu Beban Puncak (WBP), turbin PLTA dioperasikan 3 unit dengan beban 30 sampai 38 MW.
Sumber: Tribunpekanbaru.com