SMARTPEKANBARU.COM – Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menjenguk korban kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar yang terjadi imbas unjuk rasa, pada Jumat (29/8/2025) malam.
“Ini adalah ujian. Apabila Tuhan memberikan ujian, maka akan ada kenaikan kelas bagi yang lolos ujian itu,” ujar Nasaruddin, saat menjenguk korban luka di Makassar, dikutip dalam keterangan pers, Senin (1/9/2025).
Kepada para korban yang dijenguk, Nasaruddin menegaskan bahwa kedatangannya merupakan panggilan pribadi sekaligus amanat dari Presiden RI Prabowo Subianto.
“Saya datang ke sini atas keinginan pribadi, dan sekaligus diutus oleh Presiden Prabowo yang menyampaikan dukacita serta belasungkawa kepada seluruh korban dan keluarga,” ungkap dia.
Nasaruddin meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk bersabar dengan cobaan yang sedang melanda bangsa ini.
“Saya mengajak semuanya untuk bersabar. Ini cobaan bagi negeri dan keluarga korban,” ujar dia. Ia berharap, musibah serupa yang menimpa para korban tidak lagi terulang di masa mendatang.
“Saya berharap ini yang terakhir kalinya terjadi,” ujar Menag, yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut.
Menag menjenguk tiga pasien yang masih dirawat di RS Grestelina, yakni Herianto (28), warga Lembang Utara, Arief Rahman Hakim (28), warga Jalan Kenangan 2, dan Sahabuddin (47), warga BTN Mangga Tiga.
Kepada ketiganya, Menag menyerahkan sejumlah bantuan sosial dan memberikan semangat kepada keluarga.
Selain tiga korban tersebut, Nasaruddin juga melakukan takziah ke rumah duka staf Humas DPRD Makassar, Muh Akbar Basri alias Abay, yang tewas saat gedung DPRD Makassar dibakar pengunjuk rasa.
Nasaruddin menyampaikan doa dan belasungkawa sekaligus menyampaikan dukacita dari Prabowo kepada keluarga korban.
“Saya secara pribadi dan sekaligus mewakili Presiden Prabowo menyampaikan rasa dukacita yang mendalam kepada keluarga almarhum. Presiden menitipkan salam duka dan doa agar keluarga tabah menghadapi musibah ini,” ujar Nasaruddin, saat berkunjung ke rumah duka di Makassar, Minggu (31/8/2025).
Ia berharap peristiwa duka ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi bangsa agar tidak lagi terulang di masa depan.
Sumber : Kompas.com