SMARTPEKANBARU.COM – Fenomena quarter life crisis yang kerap membelit anak muda usia 20 hingga 30 tahun menjadi salah satu pembahasan hangat yang mencuri perhatian dalam Pesta Literasi Indonesia 2025 Pekanbaru, di Riau Creative Hub, Minggu (28/9/2025).
Melalui diskusi panel ‘Menjelajah Usia dan Segala Urusannya’, para penulis dan pegiat literasi menyoroti bagaimana fase penuh tekanan itu tak hanya soal individu, tetapi juga cermin dari kurangnya dukungan struktural bagi generasi muda.
“Fase hidup ini memang rumit, tapi tidak harus dilalui sendiri. Buku dan komunitas bisa menjadi teman terbaik,” kata penulis Valiant Budi, yang disambut antusias ratusan pengunjung yang hadir.
Diskusi tersebut menghadirkan pula Nago Tejena dan Icha Herawati, dengan moderator Pramudia Pangestu dari komunitas Rangurai. Obrolan berlangsung cair namun reflektif, membuka ruang bagi anak muda untuk lebih berani membicarakan tekanan karier, relasi personal, hingga pencarian makna hidup.
Isu personal itu hanya satu dari rangkaian panjang Pesta Literasi Indonesia 2025. Dengan tema ‘Cerita Khatulistiwa’, acara ini menghadirkan beragam agenda, lomba mewarnai anak-anak, bazar buku murah, hingga pertunjukan seni. Dari pagi hingga sore, suasana di Riau Creative Hub dipenuhi energi inklusif yang merayakan literasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Bagian yang paling ramai diserbu pengunjung adalah Semesta Buku, yang menawarkan ribuan judul bacaan dengan diskon hingga 70 persen. Buku novel, nonfiksi, hingga ilustrasi bisa diperoleh dengan harga mulai dari Rp5.000, menjadikan literasi semakin terjangkau bagi masyarakat.
Acara ditutup dengan tarian Zapin Kreasi dari Sanggar Ncik Gemilau, sebuah pertunjukan yang memadukan tradisi dan kontemporer. Dari panggung seni hingga rak buku, Pekanbaru menunjukkan bahwa literasi bukan sekadar membaca, melainkan perayaan identitas, empati, dan keberanian bercerita.
Sumber : Tribunpekanbaru.com