SMARTPEKANBARU.COM- Warga Desa Siabu Kecamatan Salo turun ke jalan.
Mereka mengadang kendaraan operasional PT. Ciliandra Perkasa.
Aksi ini sudah berlangsung sejak Senin (8/9/2025). Pengadangan di jalan kabupaten itu memasuki hari kedua, Selasa (9/9).
Warga memadati jalan. Ada yang sampai membentang terpal di atas badan jalan untuk dijadikan tempat duduk.
Mereka asyik bercengkerama. Tetapi perhatian mereka tetap mengarah ke setiap kendaraan yang melintas.
Warga melakukan pengadangan truk pengangkut yang diketahui dari perusahaan.
Seperti truk tangki pengangkut minyak mentah kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).
Aksi itu setelah Pemerintah Kabupaten Kampar memfasilitasi pertemuan penyelesaian konflik warga dengan perusahaan, Senin (8/9).
Pertemuan itu dipimpin Bupati Kampar, Ahmad Yuzar.
Konflik dipicu penolakan warga atas kebun sawit 600 hektare lebih yang diberikan perusahaan dengan pola Koperasi Kredit Primer untuk Anggota (KKPA).
Kebun terletak di Desa Bandur Picak Kecamatan Koto Kampar Hulu.
Warga menilai kebun KKPA itu tidak layak.
Alasan warga di antaranya, kebun bermasalah, tidak produktif, dan letaknya terlalu jauh dari Siabu.
Padahal hutang kredit mencapai seratusan miliar rupiah jadi beban warga yang berhimpun di dalam Koperasi Siabu Maju Bersama (KSBM).
Ketua KSBM, Surya Rinaldi membenarkan aksi itu. Ia menyatakan, aksi itu tanpa mobilisasi.
“Itu aksi spontanitas. Warga merespon pertemuan di Kantor Bupati kemarin,” katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Selasa (9/9).
Sumber: Tribunpekanbaru.com