SMARTPEKANBARU.COM – Pemerintah melalui program Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) atau Mangrove untuk Perlindungan Pesisir dan Kesejahteraan Masyarakat akan merehabilitasi lahan mangrove seluas 5.858 hektar di Provinsi Riau pada tahun 2024-2027. “Untuk Provinsi Riau, target kita sepanjang 2024-2027 itu 5.858 hektar, yang dilaksanakan di 5 kabupaten-kota yang ada sepanjang pesisir di Provinsi Riau,” kata PPIU Manager M4CR Provinsi Riau, Arif Fahrurozi dalam media gathering pada Rabu (24/09/2025).
Kelima kabupaten-kota tersebut, antara lain Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, Pelalawan, Bengkalis, dan Rokan Hilir. Sementara pada tahun 2024, telah berhasil dilakukan rehabilitasi lahan mangrove di Riau seluas 1.683 hektar. “Di mana memberdayakan lebih dari 1.200 orang masyarakat yang tergabung dalam 56 kelompok masyarakat,” ujarnya.
Melalui kegiatan rehabilitasi mangrove tersebut, para pekerja mendapatkan upah yang langsung diterima secara non-tunai melalui rekening pribadi, dengan total serapan upah sebesar Rp 28 miliar. Sebagai informasi, M4CR merupakan program Pemerintah Indonesia yang didukung oleh Bank Dunia untuk melakukan rehabilitasi kawasan mangrove di 4 provinsi, yakni Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Keempat provinsi tersebut dipilih karena merupakan daerah yang memiliki hutan mangrove paling luas di Indonesia. “Semakin luas mangrove yang kita miliki sebenarnya daya kerusakannya juga semakin tinggi,” kata Ozi, sapaan akrabnya, melanjutkan. M4CR menargetkan untuk merehabilitasi total seluas 41.000 hektar lahan mangrove di 4 provinsi tersebut. Indonesia Punya 3,4 Juta Hektar Mangrove Adapun Indonesia memiliki 20 persen total mangrove dunia, yakni seluas 3.440.464 hektar lahan mangrove. “Jadi kita adalah tuan rumah dari ekosistem mangrove salah satu yang terbesar yang ada di dunia,” jelas Ozi.
Berdasarkan data M4CR, juga masih terdapat 769.824 hektar potensi habitat mangrove yang dapat dikembangkan melalui program rehabilitasi. Khusus di Provinsi Riau, tercatat terdapat 231.438 hektar mangrove eksisting dan 12.234 hektar potensi habitat mangrove yang masih bisa dipulihkan. Namun, luasnya ekosistem mangrove di Indonesia tidak terlepas dari ancaman kerusakan akibat alih fungsi lahan, eksploitasi yang tidak berkelanjutan, serta tekanan lingkungan lainnya.
Diperlukan upaya nyata melalui kegiatan rehabilitasi dan pemulihan ekosistem mangrove agar manfaat mangrove dapat terus dirasakan oleh generasi sekarang maupun yang akan datang.
Pasalnya, mangrove memiliki kemampuan besar untuk menyerap karbon, hingga menghidupkan ekosistem laut di dalamnya. “Dalam ekosistem mangrove, juga menjadi habitat bagi banyak sekali biota laut yang bernilai ekonomi tinggi, seperti kepiting, udang, kerang, dan lainnya,” papar Ozi.
Sumber : Kompas.com