SMARTPEKANBARU.COM – Berbagai cara dilakukan pelaku penipuan melalui dunia maya kepada para target korbannya.
Ratusan bahkan ribuan orang menjadi korban penipuan lewat media sosial tersebut.
Ada yang melalui pertemanan platform Facebook, pertemanan Instagram, dan bahkan Tiktok serta ke nomor pribadi langsung.
Pengacara di Pekanbaru Parlindungan mengakui banyak menerima untuk pendampingan dan konsultasi hukum terkait praktek penipuan lewat media sosial tersebut.
Ada banyak, ada yang mengaku polwan dan polisi di Polda Riau yang menjual mobil dan motor.
Kemudian ada yang korban jual beli alat berat lelang di KPKNL, dan korban Video Call Sex (VCS), bahkan ada yang jadi korban pinjaman dana dengan gunakan wajah AI mirip dengan teman,”ujar Parlindungan.
Seorang korban penipuan lewat online ini dialami seorang warga Rokan Hulu Riau bernama Bahron, ia mengalami penipuan ini di tahun 2025 ini, berawal dari seseorang yang menelpon dirinya mengaku sebagai petugas pajak.
“Dia awalnya menelpon saya mengaku sebagai petugas pajak, dan mengatakan jika saya meninggal pajak yang besar,”ujar Bahron.
Lewat komunikasi melalui nomor telepon dan dilanjutkan dengan WhatsApp tersebut, Bahron terus diancam dan seperti terhipnotis saat berkomunikasi dengan penipu tersebut.
Bahkan korban tidak sadar mentransfer uang ke rekening penipu tersebut hingga 450 juta, setelah ditransfer baru menyadari itu adalah penipuan.
“Jadi dia menebar ancaman katanya kami pelanggaran pajak dan kami ikut dalam permainan mereka lewat komunikasi itu dan seperti terhipnotis, akhirnya terkirim uang,”ujarnya.
Bahkan setelah terkirim, baru merasa janggal, karena tidak mungkin petugas pajak melakukan hal seperti itu, dan saat dilakukan pengecekan baru menyadari sepenuhnya jika itu adalah penipu.
“Sempat lapor ke OJK juga, cuma sudah terlambat, mau gimana lagi,”ujarnya.
Nasib yang sama dialami seorang kepala desa di Rokan hulu juga merelakan uangnya hingga 100 juta, modus yang sama, mengaku dari petugas pajak dan menebar ancaman.
“Saya kena nya 100 juta, modusnya petugas pajak dan saya tidak sadar saat mentransfer uangnya,”ujar seorang Kepala Desa di Rohul bernama Herman.
Sumber : TribunPekanbaru.com