Skip to content

SMARTPEKANBARU.COM

Business and Inspiration

  • News Update
  • Business Today
  • Live Talkshow
  • Ordinary News
  • Program
  • Advertorial
  • Streaming
  • Info Pajak
  • Haloawalbros
  • Toggle search form
  • HP Moto G86 Power 5G Dijual di Indonesia Hari Ini, Baterai Jumbo Tahan 53 Jam Technology
  • Agung Nugroho Ajak Masyarakat Pekanbaru Kembali Bersatu Setelah Putusan MK Ordinary News
  • TWS Nothing CMF Buds 2 dan 2a Resmi di Indonesia, Ada ANC Harga Rp 600.000-an Technology
  • HP Tiba-Tiba Panas? Begini Cara Mendinginkannya dengan Cepat Technology
  • OJK Riau Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Pelajar Meranti Pesisir
  • Kolaborasi Pemkab Siak dan Pemprov Riau, Jalan Rusak di Minas Ditangani Riau
  • Komisi III DPR Laksanakan Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Hakim Agung Government
  • Muhammadiyah Umumkan Idul Fitri 10 April 2024 On Board

Bantuan Hidup Dasar, Kunci Menyelamatkan Nyawa Saat Henti Jantung Menurut Dokter

Posted on 8 Oktober 20258 Oktober 2025 By Anjelina Laia

SMARTPEKANBARU.COM – Dalam kasus henti jantung (cardiac arrest), setiap detik berharga. Oleh karena itu, Bantuan Hidup Dasar (BHD atau basic life support) bukan hanya keahlian medis, tapi juga tanggung jawab setiap orang.

Dr. Hasjim H., SpJP, FIHA, AIFO-K, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah menyampaikan, BHD bukan sekadar keterampilan tambahan, tapi bagian dari kemanusiaan.

“BHD bukanlah skill (keahlian), tapi esensi yang harus dimiliki setiap manusia. Kenapa? Karena begitu pentingnya sebuah BHD pada kondisi jantung,” kata dr. Hasjim dalam acara Penerimaan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) edukasi basic life support Siloam Hospitals di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Selain itu, dr. Hasjim menuturkan, banyak pasien henti jantung tiba di rumah sakit dalam kondisi terlambat karena tidak ada pertolongan awal di lokasi kejadian.

Padahal tindakan sederhana seperti kompresi dada atau resusitasi jantung paru (RJP) dapat menjaga sirkulasi darah sementara sampai bantuan medis datang.

“Kalau tidak ada yang melakukan BHD, pasien kehilangan waktu emas. Begitu jantung berhenti, dalam empat menit otak sudah mulai rusak,” katanya

Mengapa Bantuan Hidup Dasar penting saat henti jantung?

Sebagai informasi, Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah serangkaian tindakan pertolongan pertama untuk menjaga sirkulasi darah dan suplai oksigen pada seseorang yang mengalami henti jantung atau henti napas.

Tujuan BHD adalah mempertahankan fungsi otak dan jantung sampai bantuan medis tiba. BHD meliputi langkah dasar, meliputi memastikan kesadaran korban, meminta bantuan, dan segera melakukan kompresi dada di bagian tengah dada dengan kecepatan sekitar 100–120 kali per menit sedalam lima sentimeter (cm).

Lebih lanjut, kata dr. Hasjim, setiap orang harus berani bertindak. Sebab, menunda pertolongan berarti mengurangi peluang hidup seseorang secara drastis.

“At least (setidaknya) dengan pertolongan awal korban henti jantung atau henti napas, pertolongan yang cepat dan tepat dalam waktu yang awal-awal, akan memberikan outcome (hasil) yang sangat baik,” tuturnya.

Ia berharap, edukasi BHD dapat dilakukan masif di lingkungan masyarakat, sekolah, dan tempat kerja agar semakin banyak orang mampu menjadi penolong pertama saat keadaan darurat terjadi.

Golden time, empat menit yang menentukan hidup dan mati

Otak bisa bertahan tanpa oksigen hanya empat sampai enam menit

Dalam kasus henti jantung, empat menit pertama adalah waktu paling krusial yang menentukan apakah seseorang bisa diselamatkan atau tidak.

Waktu singkat itu dikenal dengan istilah golden time (waktu emas), periode ketika otak masih bisa bertahan tanpa oksigen sebelum kerusakan permanen terjadi.

Dr. Hasjim mengatakan, otak manusia secara fisiologis hanya mampu bertahan selama empat menit hingga enam menit tanpa suplai oksigen. Setelah melewati batas itu, sel otak mulai mati satu per satu, dan kerusakan menjadi sulit diperbaiki.

“Kita harus tahu, secara fisiologis, otak manusia hanya dapat bertahan sekitar empat sampai enam menit tanpa oksigen. Bayangkan, apakah dalam empat menit ambulans bisa datang? Tidak. Karena itu, kita lah garda terdepan,” jelas dr. Hasjim.

Ia menggambarkan, begitu jantung berhenti berdetak, kondisi itu disebut kematian klinis. Jika dalam waktu empat menit tidak dilakukan tindakan seperti kompresi dada atau resusitasi jantung paru (RJP), peluang hidup pasien akan menurun drastis.

Keterlambatan pertolongan sering membuat pasien memang berhasil diselamatkan, tapi dengan kualitas hidup menurun akibat kerusakan otak. Oleh sebab itu, tindakan cepat dari orang di sekitar korban menjadi kunci penyelamatan.

“Pertolongan harus segera diberikan ketika seseorang tidak bernapas dan tidak ada tanda-tanda sirkulasi. Empat menit pertama itulah perbedaan antara hidup dan mati,” katanya.

Dr. Hasjim menegaskan, memahami konsep golden time dan mampu melakukan pertolongan dasar seperti BHD bukan hanya tugas tenaga medis, tapi tanggung jawab bersama.

“Kita semua harus tahu apa yang bisa dilakukan di menit-menit pertama, karena nyawa seseorang bisa bergantung pada kita,” pungkasnya.

Sumber : Kompas.com

Health, Ordinary News

Navigasi pos

Previous Post: Alami Penurunan Rp 87,8 Miliar, DPRD Pelalawan Sahkan APBD-P 2025, Ini Rinciannya 
Next Post: DPRD Riau: MBG Program Presiden Tetap Dilanjutkan Tapi Dilakukan Perbaikan

Related Posts

  • Rombak Stuktur Pemerintah, Wali Kota Pekanbaru akan lantik Pejabat Pekan Ini Ordinary News
  • Petugas Satpol PP Pekanbaru Bakal Tindak Tegas PKL yang Masih Jualan di Bahu Jalan dan Trotoar Ordinary News
  • Perkuat Hubungan Institusional, Telkom dan DPRD Rohul Rencanakan Pengembangan Jaringan Internet untuk Desa Terpencil di 2025 Ordinary News
  • Percayakan Transformasi Digital kepada Telkom, BPR Buana Arta Mulia Gunakan Layanan Indibiz Ordinary News
  • Bukti ChatGPT Bakal Jadi Sistem Operasi, Bukan Cuma Chatbot Ordinary News
  • Pemprov Ajak Masyarakat Jaga Lingkungan dengan Tanam Pohon Ordinary News

RADIO STREAMING

REPORTASE

YOUTUBE CHANNEL

350 Truk Bantuan Kemanusiaan Mulai Memasuki Jalur Gaza Lewat Rafah | SONORA UPDATE
Load More... Subscribe

Latest

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong Masyarakat Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong Masyarakat Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

19 Oktober 2025
Read More
Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

17 Oktober 2025
Read More
Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

17 Oktober 2025
Read More
BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

17 Oktober 2025
Read More
Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    
Follow us on:
  • IDR Melemah, Kurs Jual Bank Capai Rp16.300 per Dolar Business Today
  • Waspada Radang Usus pada Anak, Kenali Gejala dan Penanganan Terbarunya Health
  • Gubri Abdul Wahid Tinjau Pangan Murah di Bengkalis: Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi Government
  • Anemia Sering Dialami Perempuan Aktif: Kenali Gejala, Penyebab dan Pencegahannya Health
  • BGN: MBG Targetkan 20 Juta Penerima Manfaat Sebelum HUT ke-80 RI Health
  • Wanita Ini Mengaku Dijadikan Alat untuk Menjatuhkan Anggota DPRD Kampar Lewat Isu Asusila Government
  • Harga Emas Melonjak ke Rekor Tertinggi, Kompak Naik, Antam hingga Padu Lokal Pekanbaru Ikut Naik Business Today
  • Pembangunan 80.000 Kopdes Merah Putih Ditargetkan Rampung Maret 2026 Nasional

KONTAK KAMI :

SMART FM PEKANBARU Jalan Merak No. 83 B Marpoyan Damai  Pekanbaru<br>Email: smartfmpku@gmail.com Tlp: (Hunting) Tlp/WA: +62 811 757 1018

Copyright ©052024 . PT Radio Monaria

Powered by PressBook News WordPress theme