SMARTPEKANBARU.com – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengungkapkan penyebab realisasi investasi di Indonesia masih kalah dari Vietnam. Salah satunya adalah proses pengurusan perizinan investasi yang memakan waktu sampai dua tahun. “Saya dalam forum ini juga mau kasih tahu, saya sampaikan negara kita ini punya cycle of investasi, realisasi ini kurang lebih empat sampai lima tahun,” ujar Todotua di acara Indonesia Green Mineral Investment Forum di Kantor BKPM, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
“Kontribusinya dari mana? Ngurus perizinan saja itu kurang lebih sekitar dua tahunan average, (lalu) konstruksi dua tahunan. Jadi cycle-nya ini empat tahun dari mulai dia masuk atau PMA-nya itu masuk, membuat company PMA di sini sampai dia starting komersial itu kurang lebih segitu,” jelasnya. Todotua lantas membandingkan masa realisasi investasi Indonesia ini dengan kondisi di Vietnam.
Menurut Todotua, realisasi investasi di Vietnam hanya butuh waktu dua tahun saja. “Vietnam hari ini sudah masuk di level dua tahunan. Kapan dia mau bangun (pabrik) dia bangun tinggal dia masuk level konstruksi,” tuturnya. Kondisi Indonesia yang masih tertinggal ini, menurut Todotua, harus menjadi koreksi sistem pelayanan investasi di lapangan. Salah satu yang dilakukan pemerintah saat ini adalah menerapkan sistem fiktif positif untuk perizinan.
Yakni proses pemberian izin secara administratif yang langsung dikabulkan saat permohonan perizinan tidak cepat direspons oleh instansi terkait dalam batas waktu yang ditentukan. Dengan sistem tersebut, saat ini sebanyak 132 perizinan pada 1.200 klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI) sudah bisa diterbitkan.
Sumber ; kompas.com