SMARTPEKANBARU.COM – Ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh stabil, namun kesempatan kerja bagi anak muda masih terbatas. Dalam laporan East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2025, Bank Dunia mencatat satu dari tujuh anak muda di Indonesia dan China belum memiliki pekerjaan. “Masalahnya adalah kaum muda kesulitan mencari pekerjaan, terutama di negara-negara seperti China dan Indonesia, satu dari tujuh orang tidak memiliki pekerjaan,” ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo, dalam taklimat media di Jakarta, Selasa (7/10/2025), dikutip dari Antara. Bank Dunia menilai, meski sebagian besar negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik memiliki tingkat ketenagakerjaan tinggi, kondisi itu belum menjamin kemudahan bagi generasi muda untuk memperoleh pekerjaan yang layak. Partisipasi angkatan kerja disebut masih rendah, terutama di kalangan perempuan. Laporan tersebut juga menyoroti rendahnya produktivitas tenaga kerja di kawasan. Banyak negara besar di Asia Timur dan Pasifik memiliki tingkat ketenagakerjaan di atas rata-rata global, tetapi produktivitasnya masih tertinggal. Akibatnya, upah dan kualitas hidup pekerja juga lebih rendah.
Bank Dunia menilai, peningkatan produktivitas menjadi kebutuhan mendesak bagi seluruh negara di kawasan. “Produktivitas yang lebih tinggi berarti upah yang lebih baik dan pekerjaan yang lebih berkualitas,” kata Mattoo.
Dalam laporan yang sama, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 dan 2026 sebesar 4,8 persen. Angka itu sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya, yakni 4,7 persen untuk tahun ini. Namun, lembaga tersebut menilai fokus kebijakan ekonomi Indonesia seharusnya diarahkan pada efisiensi dan prioritas belanja pemerintah, bukan sekadar mengecilkan defisit. “Di Indonesia, permasalahannya lebih pada arah pengeluaran pemerintah daripada besarnya defisit yang diperkirakan tetap berada dalam aturan fiskal negara. Fokus saat ini adalah subsidi untuk sektor pangan, transportasi dan energi, serta investasi untuk mendorong permintaan agregat,” tulis laporan itu.
Bank Dunia menekankan pentingnya reformasi untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih produktif melalui tiga pilar utama. Pertama, peningkatan kapasitas manusia lewat layanan pendidikan, kesehatan, dan pelatihan keterampilan berbasis teknologi baru. Kedua, memperluas peluang ekonomi melalui investasi di sektor infrastruktur, energi, transportasi, dan digital.
Ketiga, memperkuat koordinasi kebijakan agar peningkatan kapasitas manusia dan peluang ekonomi berjalan seiring. Dalam laporan tersebut, Bank Dunia juga mengidentifikasi lima sektor yang memiliki potensi besar dalam penciptaan lapangan kerja sekaligus memperkuat ketahanan terhadap guncangan global, yaitu agribisnis, kesehatan, infrastruktur dan energi, manufaktur, serta pariwisata.
sumber ; kompas.com