SMARTPEKANBARU. COM – Liburan musim panas tak lagi identik dengan berjemur di pantai, festival musik, atau hura-hura. Bagi sebagian besar perempuan gen Z di Eropa, musim panas 2025 didefinisikan oleh sesuatu yang jauh lebih tenang, dalam keheningan di biara-biara Katolik.
Berawal dari klip viral di TikTok, tren liburan ini dikenal sebagai “Monastery Summer” atau “Musim Panas Biara”.
Alih-alih berburu matahari dan suasana ramai, para perempuan muda justru mencari kedamaian spiritual, menjauh dari kebisingan dunia digital, dan untuk sementara dari kata-kata.
“Saya hanya mengirim email ke biara, memilih tanggal, dan… voilà, retret hening saya dimulai,” ujar pengguna TikTok @mc667868 dalam video yang telah ditonton lebih dari 780.000 kali.
Ia mengaku pengalaman itu sangat memulihkan, bahkan ketika ia akan mendaftar lagi, kini daftar tunggu biara tempat ia menginap sudah penuh hingga tiga bulan ke depan.
Di biara ia meninggalkan semua keruwetannya hidup di perkotaan. Tidak ada dering telepon, tidak ada tekanan pekerjaan dan hubungan sosial yang toksik, tidak ada pembicaraan basa-basi. Bahkan, ia merasa tenang.
Kesehariannya diisi dengan kegiatan mengurus kebun, memetik buah dan sayur-mayur, mendaraskan doa, serta refleksi diri.
Fenomena ini bukan sekadar tren di internet. Di tengah kejenuhan digital dan kelelahan emosional, Gen Z menemukan bahwa “laku bisu” bisa menjadi bentuk perlawanan baru.
Menurut sejumlah pengamat budaya, pilihan mereka untuk “berpuasa dari kebisingan” mencerminkan kebutuhan mendalam akan keseimbangan mental terutama di era ketika segala sesuatu terasa terlalu cepat dan terlalu bising.
Sumpah diam atau vow of silence menjadi inti dari pengalaman ini. Para peserta biasanya tidak berbicara selama masa retret, hanya berkomunikasi melalui tulisan atau bahasa isyarat sederhana.
Hasilnya? Banyak yang mengaku mendapatkan kejernihan batin dan rasa tenang yang sulit ditemukan di kehidupan modern.
Salah satu pengguna Tiktok membagikan pengalamannya ”menyepi” di biara bersama para biarawati sebagai pengalaman terindah di hidupnya.
”Pengalaman tiga bulan paling indah dalam hidup saya. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa. Saya bekerja di kebun dan tinggal bersama mereka secara gratis,” tulisnya.
Beberapa pengguna bahkan bercanda tentang membentuk komunitas spiritual mereka sendiri, hidup sederhana di lahan hijau, menanam makanan, dan berbagi ruang yang bebas dari tekanan sosial dan performa online.
Bagi banyak perempuan muda, biara kini bukan sekadar tempat ibadah, tetapi ruang pemulihan jiwa. Di tengah dunia yang tak henti menuntut produktivitas, Monastery Summer menawarkan hal yang berlawanan: istirahat yang sesungguhnya.
Sumber : Kompas.com