SMARMPEKANBARU.COM- Dalam beberapa waktu terakhir, harga emas terus mengalami kenaikan. Tren positif ini mencapai puncaknya di akhir September 2025 ini, dengan rekor tertinggi tercatat di hampir semua jenis emas.
Mulai dari emas Antam Logam Mulia, UBS, Galeri 24 di Pegadaian, hingga emas padu lokal di Pekanbaru, semuanya menunjukkan lonjakan signifikan.
Di tingkat nasional, harga emas Antam yang dipantau dari laman resmi Logam Mulia pada Selasa (30/9/2026) naik Rp12.000 menjadi Rp2.234.000 per gram. Angka ini menandai rekor baru sekaligus memperkuat tren kenaikan yang terjadi sepanjang bulan September.
Tidak hanya di butik resmi Logam Mulia, Pegadaian juga mencatat lonjakan harga yang cukup tajam. Emas Antam di Pegadaian tercatat naik Rp38.000 menjadi Rp2.335.000 per gram. Kenaikan serupa dialami emas UBS yang menguat Rp33.000 menjadi Rp2.261.000, serta Galeri 24 yang naik Rp38.000 hingga menyentuh Rp2.225.000 per gram.
Kenaikan harga tidak hanya dirasakan pada emas berlabel resmi. Di Pekanbaru, harga emas padu lokal juga melesat. Berdasarkan pantauan di Toko Mas Nirwana Jalan Tuanku Tambusai, harga emas satuan yang pada bulan lalu masih berkisar Rp4,2 hingga Rp4,3 juta kini menembus Rp4,9 juta per satu emas.
Sementara itu, harga per gram yang sebelumnya bertahan di kisaran Rp1,7 hingga Rp1,8 juta, kini sudah menyentuh Rp2.055.000 per gram. Beberapa toko emas di Pekanbaru bahkan mencatat harga emas lokal lebih tinggi, antara Rp5 juta hingga Rp5,1 juta per satu emas.
Ajub, salah seorang karyawan Toko Mas Nirwana, mengatakan bahwa kenaikan harga emas kali ini cukup mengejutkan karena dalam satu bulan lonjakannya bisa mencapai ratusan ribu per gram. “Sekarang sudah di atas Rp2 juta per gramnya. Untuk per satu emas bahkan sudah mendekati Rp5 juta,” ungkap Ajub kepada Tribun, Selasa sore.
Menurut Ajub, kondisi ini membuat sebagian konsumen menunda pembelian emas. Meski begitu, ada juga pelanggan yang tetap membeli untuk keperluan jangka panjang karena percaya harga emas masih akan terus naik.
Salah seorang konsumen, Refni mengaku tetap membeli emas meski harganya sedang tinggi. Ia beralasan emas adalah bentuk investasi yang relatif aman. “Memang sayang rasanya beli di harga mahal, tapi saya pikir daripada uang habis, lebih baik diputar ke emas. Nanti kalau turun bisa rugi, tapi untuk jangka panjang emas kan selalu naik,” ujarnya.
Meskipun harga emas terus menanjak, suasana Toko Mas Nirwana tidak terlalu ramai pada akhir bulan ini. Kondisi tersebut berbeda jauh dengan situasi pada April 2025 lalu ketika harga emas juga sempat berada di titik tinggi. Saat itu, masyarakat justru berbondong-bondong membeli emas, bahkan antrean pembeli terlihat di sejumlah toko emas besar di Pekanbaru.
Ajub menilai perbedaan itu disebabkan oleh kehati-hatian konsumen. Kalau bulan April kemarin orang ramai beli karena menganggap harga masih bisa lebih tinggi lagi. Sekarang orang lebih berhati-hati, takut harga tiba-tiba turun setelah naik tinggi.
Di sisi lain, bagi sebagian warga kondisi ini justru menjadi momentum menambah portofolio. Harga yang terus naik dianggap sebagai bukti bahwa emas tetap menjadi lindung nilai terbaik, terutama di tengah ketidakpastian global dan fluktuasi pasar keuangan. Namun banyak juga yang menjual.
Erika, warga Taman Karya mengatakan, mumpung harga emas tinggi, saatnya ia melepas separuh investasinya tersebut untuk keperluan rumah tangga. “Takutnya nanti kalau ditunda menjual, malah turun jauh lagi seperti April lalu,” ujar Rika.
Kenaikan harga emas akhir September ini juga tercatat hampir seragam di berbagai lini. Di Butik Logam Mulia, Pegadaian, maupun di toko-toko emas lokal, tren yang sama terlihat jelas, emas tidak lagi bisa didapat dengan harga di bawah Rp2 juta per gram.
Namun demikian, Pimpinan Pegadaian Kantor Wilayah II Pekanbaru, Eko Supriyanto mengingatkan agar masyarakat diimbau tetap bijak dalam berinvestasi. Membeli emas di saat harga tinggi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial masing-masing, mengingat emas adalah investasi jangka panjang.
Sumber ; tribunnewspekanbaru.com