SMARTPEKANBARU.COM – Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG hari ini melandai dan bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/10/2025). Sementara itu, mata uang garuda pagi ini menguat pada perdagangan pasar spot. Melansir data RTI, pukul 09.02 WIB, IHSG bergerak di posisi 8.040,26 atau turun 10,90 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 8.051,17. Sebanyak 242 saham melaju di zona hijau dan 161 saham di zona merah. Sedangkan 206 saham lainnya stagnan.
Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,01 triliun dengan volume 947,01 juta saham.
Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengatakan bahwa aktivitas perekonomian Amerika Serikat (AS) menurut Beige Book edisi Oktober telah mengalami perubahan. Hal tersebut terutama terkait dengan data ketenagakerjaan yang sebagian besar stabil.
Belanja konsumen secara keseluruhan mengalami penurunan, sedangkan harga terus mengalami kenaikan. Kenaikan biaya input sudah terjadi di beberapa distrik; meskipun demikian, tidak semua langsung memengaruhi harga. Beberapa daerah justru memilih untuk mempertahankan harga jual guna menjaga daya beli dan konsumsi. Di sisi lain, harga emas yang telah tembus harga 4.200 dollar AS per ons berpotensi memberikan sentimen positif pada emiten emas di global dan pasar domestik.
Bagi produsen seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), lonjakan harga emas dapat meningkatkan margin keuntungan, memperkuat arus kas operasional, serta mendorong kenaikan valuasi saham sektor logam mulia. Selain itu, harga emas yang tinggi biasanya memicu kenaikan permintaan investasi dan ekspor, terutama di tengah ketidakpastian global dan tren de-dolarisasi. “Berdasarkan analisis teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 8.020–8.140,” kata dia dalam analisisnya, Kamis (16/10/2025).
Sementara itu, analis MNC Sekuritas, T. Herditya Wicaksana, mengatakan bahwa IHSG melanjutkan koreksinya sebesar 0,19 persen ke 8.051 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Koreksi IHSG telah mencapai koreksi minimal.
Hari ini, IHSG dinilai masih rawan melanjutkan koreksi dengan menguji level 7.720-7.937 kembali sekaligus menutup area gap yang ada. “Namun diperkirakan dalam jangka pendek IHSG berpeluang menguat ke rentang 8.074-8.087,” ucap dia.
Sementara itu , bursa kawasan Asia hari ini mayoritas menguat, dengan Shanghai Composite naik 0,17 persen (6,69 poin) di level 3.918,90. , Nikkei naik 0,69 persen (328,90 poin) di level 48.001,60, dan Hang Seng naik 0,30 persen (77,20 poin) di level 25.987,80. Sementara Strait Times turun 0,49 persen (21,41 poin) di level 4.347,00,
Rupiah Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.08 WIB, rupiah berada pada level Rp 16.573 per dollar AS atau menguat 3 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 16.576 per dollar AS.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dollar AS yang melanjutkan pelemahan. Ia menjelaskan bahwa pelemahan dollar AS menyusul pernyataan dovish dari pejabat bank sentral AS Federal Reserve (The Fed), Stephen Miran, yang melihat perlunya suku bunga agar lebih cepat diturunkan akibat dampak sengketa dagang China-AS. “Range pergerakan rupiah hari ini berkisar di 16.500-16.600,” ucap dia.
sumber ; kompas.com