SMARTPEKANBARU.COM – Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) tahun 2025 tercatat tumbuh menjadi 44,53 persen, naik dari 43,34 persen pada tahun 2024. Angka ini diumumkan oleh Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam acara Launching Garuda Spark Innovation Hub dan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) di fX Sudirman, Jakarta, Jumat (2/10/2025).
Meutya menjelaskan, survei IMDI 2025 melibatkan 18.000 responden individu dan 11.000 unit usaha di seluruh Indonesia. Peningkatan ini, menurutnya, menjadi indikator bahwa masyarakat Indonesia semakin aktif dan adaptif dalam memanfaatkan teknologi digital.
“Dan hasilnya adalah di tahun 2025 ini kita naik dari 43,34 persen pada 2024, menjadi 44,53 persen pada 2025,” ujar Meutya.
ia mengatakan, peningkatan IMDI akan terus didorong melalui berbagai inisiatif, seperti program Launching Garuda Spark Innovation Hub. “Innovation yang nanti kita akan luncurkan bersama-sama juga tujuannya adalah bagaimana kita bisa menaikkan indeks masyarakat digital di Indonesia di tahun 2026,” katanya. “Kita mulai dari hari ini untuk peningkatan yang mudah-mudahan lebih signifikan lagi untuk tahun 2026,” lanjut dia. Meutya menambahkan, pilar pemberdayaan digital menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan indeks, terutama melalui aktivitas transaksi e-commerce dan pemanfaatan layanan keuangan digital. “Pilar pemberdayaan mencatat pertumbuhan signifikan didorong oleh transaksi e-commerce. E-commerce memang menjadi pilar pertumbuhan yang signifikan dalam digitalisasi dengan penggunaan layanan keuangan digital,” ujarnya.
Namun, ia mengakui masih banyak pekerjaan rumah dalam pemanfaatan teknologi di sektor layanan publik digital dan pembelajaran daring, yang dinilai masih tertinggal dibanding sektor swasta. “Namun pemanfaatan teknologi di sektor lain seperti layanan publik digital dan pembelajaran daring ini kita masih punya banyak PR. Jadi sektor swastanya melaju lebih cepat daripada pemerintahannya,” lanjut dia. Meutya juga menyoroti tingginya optimisme digital masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. “Digital optimism di Indonesia cukup tinggi, yaitu 67 persen. Artinya anak-anak muda kita memiliki semangat dan juga optimisme yang cukup tinggi,” katanya.
Ia menjelaskan, digitalisasi memiliki dampak langsung terhadap kemandirian ekonomi daerah, terutama dalam peningkatan transparansi dan kepatuhan pajak. “Studi Kemenko Perekonomian menunjukkan, semakin pemerintah daerah siap dengan digital, sumbangan pajaknya semakin baik,” ujar Meutya. “Ketika para kepala daerah mengadopsi dan juga menerapkan digitalisasi, maka transparansi, akuntabilitas, dan juga pajak menjadi lebih baik dan lebih tinggi,” jelasnya.
Menkomdigi menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta untuk mempercepat laju digitalisasi layanan publik. “Kita hari ini juga menyatukan tekad bahwa pemerintah harus segera bergiat dan berkolaborasi, sehingga rate digitalisasi di tingkat layanan publik dan pemerintahan bisa meningkat dengan cepat,” tutup Meutya.
sumber ; kompas.com