SMARTPEKANBARU.COM – Langit Jakarta bergemuruh oleh deru jet tempur dan pesawat militer yang membentuk formasi angka 80 dalam demo udara perayaan HUT Ke-80 TNI, Sabtu (4/10/2025). Namun, di balik spektakel tersebut, terselip kisah haru sekaligus membanggakan dari dua penerbang asal Kampar, Riau. Mereka adalah Mayor Penerbang Barika Harma dan sang adik, Kapten Laut (P) Saputra Ihsan – kakak beradik yang berasal dari Desa Kualu Nenas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau.
Dua putra dari pasangan almarhum Mahyudin dan Zulhasmi ini bertemu bukan di kampung halaman, melainkan di langit ibu kota, sebagai bagian dari pasukan elite yang tampil dalam demo udara HUT ke-80 TNI tahun 2025. Barika, lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 2009, tampil dalam formasi 80 yang membawa kebanggaan pribadi, institusi TNI AU, dan tentu saja tanah kelahirannya, Riau.
Sebelumnya, Barika pernah bertugas di Skadron Udara 16 Lanud Roesmin Nurjadin (2015–2022) dan kini mengemban peran penting sebagai instruktur penerbang di Sekolah Penerbang Lanud Adisucipto. Sang adik, Ihsan, lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan 64 tahun 2019, juga mengukir prestasi. Ia mengenyam pendidikan di SDN 007 Kualu Nenas, SMPN 1 Kampar, dan SMAN 1 Tambang, lalu menembus seleksi taruna setelah dua kali mencoba. Kariernya dimulai sebagai Danton Infanteri Batalyon Marinir 4 Cilandak, dan kini ia menjabat sebagai Perwira Penerbang di Skuadron 200 Puspenerbal, dengan tugas istimewa sebagai Deputy Leader Rajawali Laut Flight (RALF) pada perayaan HUT TNI kali ini. “Kami melanjutkan doa mereka,” ujar Barika dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (4/10/2025). “Jika ayah dan ibu masih ada, mereka pasti bangga melihat anak-anaknya terbang membawa nama Riau,” ujar Ihsan.
Momen paling mengharukan adalah ketika dua pesawat yang mereka kemudikan melintas berdampingan sejenak di langit Jakarta. Sebuah simbol reuni sederhana namun sarat makna – bukan hanya sebagai prajurit, tetapi juga sebagai keluarga yang dipertemukan di medan tugas.
Reuni udara ini menjadi kisah yang menghangatkan hati, bukan hanya bagi keluarga mereka dan warga Kampar, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia yang menyaksikan. Ini adalah bukti bahwa dari desa kecil di Riau, bisa lahir sosok penerbang profesional yang menjaga kedaulatan negeri — bersama, bersaudara, dan di bawah satu langit merah-putih.