Skip to content

SMARTPEKANBARU.COM

Business and Inspiration

  • News Update
  • Business Today
  • Live Talkshow
  • Ordinary News
  • Program
  • Advertorial
  • Streaming
  • Info Pajak
  • Haloawalbros
  • Toggle search form
  • Prakiraan Cuaca Riau Hari Ini, Siang hingga Malam Hari Diprakirakan Hujan di Pekanbaru hingga Siak Ordinary News
  • Revolusi Konektivitas Fashion, Ling’s Boutique Gandeng Witel Riau Tingkatkan Layanan Digital Ordinary News
  • Disease detectives track an invisible virus Radio Talk
  • Wisma Bintan Harmoni Puas dengan Layanan Indibiz: Sinergi yang Semakin Erat Galeri
  • Dukungan PDI Perjuangan Diumumkan Serentak Di Riau Untuk Pilkada Business Today
  • Siloam Hospitals Surabaya Terapkan Teknologi Robotik untuk Operasi Lutut Presisi Health
  • Gubri Abdul Wahid Serahkan Bantuan Rumah Layak Huni untuk Warga Selensen Ordinary News
  • Penyebab Makin Banyak Orang Muda Sakit Nyeri Lutut Health

Kekambuhan jadi Tantangan Besar dalam Penanganan Kanker Ovarium

Posted on 7 Oktober 20257 Oktober 2025 By Anjelina Laia

SMARTPEKANBARU.COM – Kanker ovarium termasuk dalam jenis kanker yang memiliki angka kekambuhan tinggi. Bahkan setelah menjalani operasi dan kemoterapi, risiko kekambuhan masih tetap tinggi pada tiga tahun pertama. Dengan penanganan yang tepat, masa bebas penyakit bisa diperpanjang.

Kanker ovarium adalah penyakit di mana sel-sel ganas (kanker) terbentuk di dalam atau di sekitar indung telur (ovarium). Penyakit ini sering terlambat didiagnosis.

“Mayoritas pasien kanker ovarium baru terdiagnosis pada stadium 3 atau 4 akibat gejala awal yang tidak spesifik dan belum adanya metode skrining yang efektif,” jelas dokter obgin konsultan onkologi dr.Muhammad Yusuf Sp.OG(K), Onk.

Selain itu, menurut dr.Yusuf kanker ovarium juga tidak memiliki gejala yang khas atau bahkan tidak bergejala sama sekali.

Ada pun gejala yang sering dialami pasien antara lain perut terasa kembung dan tidak nyaman, perubahan kebiasaan buang air besar, perdarahan abnormal di luar siklus haid, cepat lelah, dan berat badan turun tanpa sebab.

“Setiap perdarahan yang terjadi di luar siklus haid sebaiknya tidak diabaikan, lakukan pemeriksaan dokter,” ujarn dokter dari RS Kanker Dharmais Jakarta ini.

Pengobatan kanker ovarium 

Dijelaskan oleh dr.Yusuf, ada beberapa jenis pengobatan kanker ovarium. Langkah pertama dan terpenting adalah pembedahan.

“Tujuannya adalah mengangkat sebanyak mungkin tumor atau sel kanker dari dalam tubuh,” katanya.

Setelah operasi, pengobatan dilakukan dengan kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Kemudian ada terapi target, yaitu terapi yang ditargetkan dirancang untuk menyerang karakteristik spesifik sel kanker dan dapat digunakan sendiri atau dengan pengobatan lain.

Sayangnya, kanker ovarium memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi, bahkan setelah menjalani operasi dan kemoterapi. Kondisi ini menunjukkan pentingnya rangkaian penanganan dan terapi yang terintegrasi sejak awal hingga lanjutan.

Terapi pemeliharaan 

Keberhasilan pengobatan kanker ovarium sendiri bergantung pada beberapa langkah yang saling melengkapi. Setelah pengobatan, pasien biasanya disarankan untuk melakukan terapi pemeliharaan untuk menambah waktu remisi (bebas penyakit kanker).

Maintenance terapi  dapat mengurangi risiko kembalinya kanker atau memperpanjang waktu hingga kanker kembali atau memburuk.

Panduan internasional seperti ESMO dan NCCN merekomendasikan pemeriksaan HRD (Homologous Recombination Deficiency) dan BRCA (Breast Cancer gene 1 dan 2) dilakukan sedini mungkin pada pasien kanker ovarium setelah operasi untuk memastikan terapi pemeliharaan yang tepat.

Pada kanker ovarium, khususnya jenis karsinoma ovarium serosa derajat tinggi kondisi HRD ini sangat umum ditemukan.

Hasil HRD positif memiliki makna yang sangat penting dan menguntungkan dari sisi penatalaksanaan kanker, karena ini berhubungan dengan respons terhadap terapi target yang disebut Penghambat PARP (PARP Inhibitors).

Studi PAOLA-1 menunjukkan pasien HRD-positif yang menjalani maintenance therapy dengan Olaparib dan Bevacizumab memiliki masa bebas penyakit hingga 37 bulan, hampir dua kali lebih lama dibanding terapi dengan Bevacizumab saja.

Sementara itu, studi SOLO-1 membuktikan bahwa pasien dengan mutasi BRCA yang menggunakan Olaparib memiliki risiko progresi 70 persen lebih rendah, dan hampir setengahnya tetap dalam remisi setelah lima tahun.

Ditambahkan oleh  Medical Director AstraZeneca Indonesia, dr.Freddy, akses terhadap pemeriksaan HRD dan maintenance therapy bagi pasien kanker ovarium di Indonesia sangat penting. 

“Data klinis global telah membuktikan manfaat signifikan terapi ini dalam memperpanjang masa bebas penyakit. Kami berharap lebih banyak pasien di Indonesia dapat memperoleh manfaat dari maintenance therapy, sehingga kualitas hidup mereka semakin baik,” katanya.

Sumber : Kompas.com

Health, Ordinary News

Navigasi pos

Previous Post: DPRD Pekanbaru Minta Evaluasi Sekda, Singgung Pokir, Sebut APBD-P yang Realistis Hanya Rp2,9 Triliun
Next Post: Soal Izin THM di Pekanbaru, Komisi I DPRD Minta Pemko Tak Tebang Pilih Menertibkannya

Related Posts

  • KPU Siak Bersiap Hadapi Gugatan Sugianto, Pilkada Telah Menelan Uang Rakyat Puluhan Miliar Ordinary News
  • PHR Donasikan PLTS dan Edukasi Siswa tentang Energi Bersih Demi Keberlanjutan Lingkungan Ordinary News
  • Ajak Masyarakat Peduli Sesama, Living World Pekanbaru Galang Donor Darah dalam Rangka HUT ke-7 Ordinary News
  • KPK Periksa Eks Sekjen Kemenag Terkait Proses SK Kuota Haji Tambahan Government
  • Telkom Riau Serahkan Bantuan Digital Network Access dan Aplikasi Pijar untuk Dukung Pendidikan di SMP YLPI Pekanbaru Ordinary News
  • Mengenal Cedera Olahraga, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Health

RADIO STREAMING

REPORTASE

YOUTUBE CHANNEL

350 Truk Bantuan Kemanusiaan Mulai Memasuki Jalur Gaza Lewat Rafah | SONORA UPDATE
Load More... Subscribe

Latest

Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

17 Oktober 2025
Read More
Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

17 Oktober 2025
Read More
BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

17 Oktober 2025
Read More
Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

17 Oktober 2025
Read More
Oktober 2025
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
« Sep    
Follow us on:
  • Sikap Setiap Zodiak Saat Menghadapi Patah Hati, Taurus Susah Move On Lifestyle
  • Honorer di Kampar Riau Bisa Ikut Seleksi CPNS, Tapi Ada Risikonya Menurut Aturan Riau
  • Perkuat Sinergi, DJP dan Kejaksaan Tanda Tangani Kerjasama INFO PAJAK
  • Fakta Absennya Nalladia Ayu Rokan di DPRD Riau, Masih Aktif Kegiatan di Luar Riau
  • Kenali Pola Modus Calo Penempatan Ilegal PMI, Masyarakat Jangan Sampai Tergiur dan Terkecoh Riau
  • Hyundai Ioniq 5 NIK 2024 Belum Laku, Diskon Tembus Ratusan Juta Rupiah Economy
  • Riau Raih Posisi Teratas Program Wakaf Uang Nasional, Kakanwil: Pertahankan dan Tingkatkan Riau
  • ADP Diduga Burnout Sebelum Tewas, DPR: Tekanan Jadi Diplomat Bisa Membunuh Government

KONTAK KAMI :

SMART FM PEKANBARU Jalan Merak No. 83 B Marpoyan Damai  Pekanbaru<br>Email: smartfmpku@gmail.com Tlp: (Hunting) Tlp/WA: +62 811 757 1018

Copyright ©052024 . PT Radio Monaria

Powered by PressBook News WordPress theme