SMARTPEKANBARU.COM – Sepuluh juta orang didiagnosis menderita demensia setiap tahunnya di seluruh dunia, jumlah ini lebih banyak dari sebelumnya.
Alzheimer adalah salah satu bentuk demensia yang paling sering terjadi. Penyakit ini secara perlahan menggerogoti memori dan kemampuan berpikir. Biasanya ini dimulai dari kehilangan daya ingat.
Alzheimer juga didefinisikan sebagai ganggunan penurunan fungsi otak yang memengaruhi daya ingat, emosi, dan perilaku lainnya, seperti pengambilan keputusan dan komunikasi.
Mendeteksi dini Alzheimer dapat membantu pasien dan keluarga mendapatkan dukungan dan perawatan medis yang tepat.
Salah satu cara untuk mendeteksi Alzheimer sejak dini adalah dengan mendeteksi perubahan dalam penggunaan bahasa seseorang. Sebab, masalah bicara yang baru muncul merupakan salah satu tanda awal penurunan mental yang dapat mengindikasikan timbulnya penyakit ini.
Kesulitan bicara sebagai tanda Alzheimer
Berikut ini lima tanda awal penyakit Alzheimer terkait kemampuan bicara yang perlu diwaspadai:
1. Jeda, keraguan, dan ketidakjelasan Salah satu gejala Alzheimer yang paling mudah dikenali adalah kesulitan mengingat kata-kata tertentu, yang seringkali menyebabkan jeda dan keraguan beberapa saat.
Ketika penderita Alzheimer kesulitan mengingat suatu kata, mereka mungkin berbicara samar-samar seperti mengatakan “sesuatu”, atau mendeskripsikan dan berbicara di sekitar suatu kata.
Misalnya, jika seseorang kesulitan mengingat kata anjing, mereka mungkin mengatakan sesuatu seperti “Hewan peliharaan orang … mereka menggonggong … saya dulu punya satu waktu kecil”.
2. Menggunakan kata-kata dengan makna yang salah
Kesulitan mengingat kata yang tepat bisa menjadi ciri awal Alzheimer. Penderita Alzheimer mungkin mengganti kata yang ingin mereka ucapkan dengan sesuatu yang berkaitan dengannya.
Misalnya, alih-alih mengatakan “anjing”, mereka mungkin menggunakan hewan dari kategori yang sama, misalnya “kucing”.
Namun, pada tahap awal penyakit Alzheimer, perubahan ini lebih mungkin terkait dengan kategori yang lebih umum seperti mengucapkan “hewan” alih-alih “kucing”.
3. Membicarakan tugas alih-alih mengerjakannya
Penderita Alzheimer mungkin kesulitan menyelesaikan tugas. Alih-alih mengerjakannya, mereka bisa saja lebih banyak berbicara tentang perasaan mereka terhadap tugas tersebut, mengungkapkan keraguan, atau menyebut kemampuan mereka di masa lalu.
Misalnya dengan berkata, “Saya tidak yakin bisa melakukan ini” atau “Dulu saya cukup mahir dalam hal ini”, alih-alih membicarakan tugas itu secara langsung.
4. Variasi kata yang lebih sedikit Indikator penyakit Alzheimer yang lebih halus adalah kecenderungan menggunakan bahasa yang lebih sederhana, mengandalkan kata-kata umum.
Penderita Alzheimer sering mengulang kata kerja, kata benda, dan kata sifat yang sama, alih-alih menggunakan kosakata yang lebih luas. Mereka juga sering menggunakan “yang itu”, “dan”, atau “tetapi” untuk menghubungkan kalimat.
5. Kesulitan menemukan kata yang tepat
Penderita Alzheimer dapat mengalami kesulitan memikirkan kata, objek, atau hal-hal yang termasuk dalam suatu kelompok. Hal ini terkadang digunakan dokter sebagai tes kognitif untuk penyakit ini.
Usia merupakan faktor risiko terbesar untuk terkena Alzheimer – peluang terkena penyakit ini berlipat ganda setiap lima tahun setelah usia 65 tahun.
Namun, satu dari 20 orang yang didiagnosis Alzheimer berusia di bawah 65 tahun. Ini disebut sebagai penyakit Alzheimer yang lebih muda – atau yang muncul lebih awal.
Meskipun sesekali lupa kata-kata adalah hal yang normal, masalah yang terus-menerus dan memburuk dalam mengingat kata-kata, berbicara dengan lancar, atau menggunakan berbagai kata bisa menjadi tanda awal penyakit Alzheimer.
Sumber : Kompas.com