SMARTPEKANBARU.COM – Resah tetapi pasrah dengan keadaan tampak dari cerita Yohanes Z. seorang pedagang Lopek Bugi di Desa Palung Raya, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.
Omset dari kiosnya bernama Lopek Bugi Zahara merosot tajam. Berbeda jauh dari ketika Tol Pekanbaru-XIII Koto Kampar belum ada.
“Dulu (omzet) sehari bisa sampai 400 ribu. Sekarang dapat 100 ribu saja susah. Air mineral aja nggak laku,” ungkapnya kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (15/10/2025).
Di kala jayanya, dagangannya bisa habis hingga 60 kotak sehari. Satu kotak berisi 10 Lopek Bugi. Sekarang, ia hanya mampu membuat paling banyak 20 kotak.
Ia kerap merugi. Dagangan yang tidak terjual lewat masa awetnya 24 jam, terpaksa dibuang. Kios biasanya buka dari pukul 08.00 sampai 20.00 WIB.
Omzet mesti dibagi untuk membeli bahan penganan dan upah penjaga kios Rp50 ribu per hari. Bahan membuat penganan yang akan dijual besok.
Pria 52 tahun yang akrab dipanggil Iyan ini mengakui, usaha Lopek Bugi tidak lagi bisa diharapkan sebagai sumber utama nafkah keluarga.
Ia harus menafkahi keluarga dari pekerjaan lain. Sementara usaha keluarga berjualan Lopek Bugi yang digelutinya sejak 2006, kini dikelola istri.
“Usaha ini dipertahankan jadi usaha istri aja. Dari pada istri menung (bermenung tanpa kegiatan) di rumah,” ujarnya.
Keberadaan pusat jajanan tradisional khas Kampar di Desa Palung Raya Kecamatan Tambang memang kian redup.
Satu demi satu kios dagangan tutup. Hasil dari berjualan Lopek Bugi tak bisa diandalkan lagi sebagai sumber yang menafkahi keluarga.
Entah sampai kapan pusat penganan tradisional khas Kampar itu mampu bertahan, Iyan sendiri tidak tahu. Ia sendiri masih bertahan, tetapi disokong penghasilan utama dari pekerjaan lain.
Kepala Dusun II Kampung Baru Desa Palung Raya itu pernah menyuarakan nasib pusat Lopek Bugi, saat dipercaya menjadi ketua perhimpunan pedagang.
Aspirasi pernah disampaikan kepada Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (DisdagKUKM) Kampar. Ia meminta dibangunkan kios dan penataan lokasi lebih menarik.
“Tapi tidak ada realisasinya sampai sekarang,” ungkapnya.
Ia merasa kurangnya perhatian dengan memberdayakan produk Lopek Bugi. Ia mencontohkan dalam acara pemerintahan.
“Kita harapannya, kalau ada acara, makanannya dibeli dari pedagang. Jadi pedagang terbantu. Ini tidak,” katanya.
Ia mengatakan, pedagang terbantu dari kegiatan-kegiatan Universitas Riau. Kampus negeri itu kerap memesan Lopek Bugi dari mereka.
“Kalau ada pesanan, itulah kita bagi. Dari (kios) ini 10 (kotak), dari situ 10 kotak,” ujarnya.
Seperti diketahui, Tol Pekanbaru-Bangkinang efektif beroperasi setelah diresmikan pada Rabu, 4 Januari 2023 lalu. Lalu sambungannya, Tol Bangkinang-XIII Koto Kampar diresmikan pada Jumat, 31 Mei 2024.
Kendaraan tidak lagi melewati pusat Lopek Bugi di Palung Raya jika menggunakan tol. Pintu tol dari arah Pekanbaru berada di Desa Sungai Pinang Kecamatan Tambang. Berjarak sekitar 7 kilometer sebelum tempat itu.
Palung Raya merupakan salah satu desa pusat penganan tradisional khas Kampar berupa lepat yang terbuat dari bahan utama ketan dan dibungkus daun pisang. Tempat itu sudah cukup terkenal.
Kios makanan tradisional itu langsung dijumpai begitu melewati Jembatan Kembar Danau Bingkuang, dari arah Pekanbaru ke Sumatera Barat.
Kios-kios berderet di sisi kiri dan kanan jalan nasional itu. Mulai dari bangunan beton hingga kios kayu berukuran kecil.
Pedagang memajang dagangannya yang disusun dalam seteleng kaca. Penjaga yang umumnya wanita duduk di depan kios menunggu pembeli.
Seperti diketahui pada pemerintahan era Presiden Prabowo Subianto, Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang – Payakumbuh – Bukittinggi masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) terbaru.
Seperti yang tercantum dalam Peratutan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 16 tahun 2025 tentang Perubahan Daftar PSN.
PSN adalah proyek dan/atau program yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Badan Usaha yang memiliki sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.
Secara umum dua jenis PSN, yakni berupa proyek atau Proyek Strategis Nasional, dan kumpulan proyek (program) atau Program Strategis Nasional.
Sumber : Tribunpekanbaru.com