SMARTPEKANBARU.COM – Beberapa waktu lalu, media sosial diramaikan oleh toko roti yang mengklaim produknya bebas gluten (gluten free), tapi nyatanya tidak.
Hal itu menurut laporan konsumen yang anaknya mengalami ruam dan bengkak setelah mengonsumsi produk dari toko tersebut, bahkan sampai uji laboratorium.
Lantas, bagaimana cara mengetahui anak alergi gluten atau tidak?
“Pada umumnya, alergi dapat diketahui dari sejak kecil. Gejalanya bisa diamati sejak anak masih menyusu,” kata Ariek Ratnawati, S.Gz, ahli gizi di RSCM Kiara, Jakarta, saat dihubungi, Senin (13/10/2025).
Sebagai informasi, gluten adalah campuran berbagai jenis protein yang secara alami terdapat pada beberapa serealia, seperti gandum (terigu), jelai (barley), dan gandum hitam (rye).
Gluten sering ditambahkan ke dalam berbagai produk makanan olahan sebagai pengental, penstabil, atau pengikat, seperti dalam saus, kecap, es krim, dan daging olahan.
Cara mengetahui anak alergi, diturunkan orangtua
Secara terpisah saat ditemui beberapa waktu lalu, dr. Attila Dewanti Poerboyo, Sp.A (K) yang berpraktik di Rumah Sakit Brawijaya Antasari Jakarta, mengatakan, alergi diturunkan oleh orangtua yang memilikinya.
Namun, kemungkinannya berdasarkan apakah ayah dan ibunya alergi, atau hanya ayah atau ibunya yang alergi.
“Pasti akan diturunkan. Kalau cuma ibunya (yang alergi), berarti dia cuma 50 persen. Tapi kalau bapak ibu, akan membuat 80 persen si kecilnya alergi,” terang dr. Attila saat ditemui di Jakarta, Selasa (8/7/2025).
Untuk jenis alergi yang diidap, belum tentu sama dengan yang diidap oleh orangtuanya. Jika orangtua alergi udara dingin, belum tentu mereka pun begitu.
“Mungkin alergi debu dan sebagainya. Jadi alergi itu memang membuat anak lebih sensitif,” kata Attila.
Bagaimana dengan alergi gluten? Gejala anak alergi gluten bisa diamati sejak MPASI
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Ariek mengatakan, alergi sudah bisa diketahui sejak anak masih menyusu.
Misalnya, anak menunjukkan gejala alergi susu sapi karena menyusu dari payudara ibu yang rutin mengonsumsi susu sapi.
“Dan gejalanya bisa diamati sejak anak mulai MPASI (makanan pendamping ASI) dengan bahan makanan tertentu, termasuk gluten, apakah anak mengalami reaksi alergi,” ujar Ariek.
Saat pemberian MPASI, anak yang mengalami alergi gluten ketika diberikan makanan yang mengandung gluten, bakal menunjukkan reaksi alergi, seperti eksim, diare, bahkan sesak napas.
Untuk memastikan lebih lanjut, ayah dan ibu bisa melakukan pemeriksaan atau tes alergi, tapi harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter anak, terutama jika menunjukkan gejala berat.
Terkait apakah alergi bisa sembuh, atau setidaknya tubuh menoleransinya seiring bertambahnya usia, Ariek mengatakan bahwa manifestasi alergi biasanya berkurang saat anak berusia di atas tiga tahun.
“Namun ada beberapa kasus alergi masih ada di atas usia tersebut,” pungkas dia.
Sumber : Kompas.com