SMARTPEKANBARU.COM – Rapat di ruang medium DPRD Riau membicarakan terkait sengketa dua koperasi di Senama Nenek, berakhir ricuh setelah sempat adu mulut antara perwakilan masyarakat dan pimpinan Komisi III DPRD Riau Rabu (8/10/2025).
Perwakilan masyarakat dari Koperasi Nenek Eno Senama Nenek (KNES) mengaku kecewa dengan sikap komisi II yang mengundang mereka rapat.
Rapat yang baru dimulai, sudah langsung terjadi adu mulut antara Ketua Dewan Penasehat KNES Suparman dengan Pimpinan rapat yang dipimpin Sekretaris Komisi II Androy Ade Rianda Wakil Ketua Hardi Chandra dan juga didampingi anggota lainnya Ginda Burnama, Raja Jaya Dinata.
Suparman memprotes karena rapat dibuat molor, setelah menunggu lama, dan yang hadir juga dari komisi II hanya empat orang saja.
Androy Ade Rianda beralasan anggota yang lain masih dalam perjalanan dari daerah pemilihan masing-masing dan punya kesibukan masing-masing.
“Kawan-kawan punya kesibukan lain di daerah pemilihan, sehingga sedikit jauh kesini,”ujar Androy saat rapat.
Suparman menyingung tata tertib di DPRD yang menurutnya dari dulu ia menjadi ketua DPRD Riau disiplin dan tidak ada molor waktu saat mengundang rapat.
Androy pun menjelaskan tata tertib dulu berbeda dengan tata tertib sekarang pada 15 tahun silam, Androy pun mempersilahkan kepada perwakilan koperasi KNES untuk meninggalkan ruang rapat bila tidak berkenan.
“Silahkan saja, tata tertib 15 tahun lalu sudah berbeda dengan tata tertib sekarang,
Suparman yang mendengar jawaban Androy itu, langsung berdiri dan menegaskan semua anggota koperasi tidak bersedia untuk mengikuti dan melanjutkan rapat di DPRD Riau.
“Kami dari seluruh perwakilan koperasi akan meninggalkan rapat ini,”ujar Suparman langsung meninggalkan ruang rapat dan mencak-mencak kesal sikap komisi II DPRD Riau.
Usai meninggalkan ruang rapat, Androy terus melanjutkan rapat tersebut yang membahas terkait kisruh koperasi KNES dan Koposan di Senama Nenek.
Saat dikonfirmasi perihal ricuh tersebut, Suparman mengaku kesal dengan sikap anggota DPRD Riau ini karena tidak menghargai masyarakat yang sudah jauh dari lokasi dipanggil rapat ke gedung DPRD Riau.
“Kami 200 kilo dari kampung, dipanggil rapat ke DPRD, tapi sampai disini kami tidak dihargai, rapat molor dan anggota DPRD yang hadir juga hanya beberapa orang,”ujarnya.
Ia juga menyayangkan pernyataan Androy Ade Rianda yang mengatakan tata tertib berubah dari dulu 15 tahun lalu, apalagi dia pernah menjabat sebagai ketua DPRD Riau.
“Saya ini pernah jadi ketua DPRD dan menghargai masyarakat, tapi ini kok tidak dihargai Masyarakat yang jauh-jauh datang ke DPRD Riau ini,”ujarnya.
Ia juga akan menyurati pimpinan DPRD Riau, BK DPRD dan partai politik anggota yang bersangkutan untuk melaporkan anggota DPRD Riau tersebut.
“Kami akan surati dan melaporkan kelakuan anggota DPRD Riau seperti ini,”ujar Suparman.
Dalam kesempatan itu, pihak Koperasi KNES ini juga sebenarnya ingin menjelaskan ke DPRD setelah adanya laporan sebelumnya dari Koperasi Koposan, jika koperasi mereka adalah koperasi yang jelas dan tidak seperti yang dituduhkan.
“Kami melihat ada upaya penggiringan ke ruang politik, karena ada anggota DPRD Riau dari Komisi II juga yang berada dibalik pelaporan koperasi kami ke DPRD , tapi kalau disambut baik, kami pasti akan berikan keterangan dengan jelas,”ujar Suparman didampingi pengurus lainnya.
Sumber : TribunPekanbaru.com