SMARTPEKANBARU.COM – Praktik Environment, Social, Governance (ESG) semakin menjadi sorotan di dunia usaha, termasuk di antara perusahaan milik negara (BUMN) di Indonesia. Bukan sekadar tren global, ESG kini menjadi tuntutan untuk menjawab krisis iklim, kebutuhan transparansi, hingga keberlanjutan bisnis jangka panjang. Saat ini, banyak BUMN mulai mengintegrasikan ESG ke dalam strategi operasional, salah satunya PT KAI Commuter Indonesia.
Anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) itu menjadikan prinsip keberlanjutan sebagai fondasi dalam menghadirkan layanan transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan. Salah satu upaya tersebut diwujudkan melalui program daur ulang seragam dinas pegawai dan Kartu Multi Trip (KMT) yang sudah tidak terpakai sebagai bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 KAI Commuter yang jatuh pada 15 September 2025. Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto menjelaskan bahwa kegiatan daur ulang itu menjadi wujud nyata prinsip ESG yang dijalankan perusahaan.
“Komitmen ini kami terjemahkan melalui recycling pakaian dinas pegawai dan KMT yang tidak terpakai untuk dijadikan bahan lain yang lebih bermanfaat,” kata Asdo dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (24/9/2025). Ia menjelaskan, sebanyak 144,05 kilogram (kg) seragam dinas telah didaur ulang menjadi 306 meter kain batik dengan motif khas KAI Commuter. “Batik tersebut memuat filosofi tentang Commuter Line sebagai ruang hidup yang menyatukan budaya, sejarah, dan modernitas,” tuturnya.
Tak hanya itu, KAI Commuter juga mengolah 956,88 kg KMT menjadi 352 buah paving block yang kini digunakan sebagai lantai luar ruangan di area kantor KAI Commuter.
Transportasi massal rendah emisi
Langkah daur ulang itu melengkapi kiprah KAI Commuter dalam mengurangi jejak lingkungan, khususnya di sektor transportasi yang menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar di kota-kota Indonesia. Asdo memaparkan bahwa dari sisi emisi, perjalanan menggunakan Commuter Line terbukti lebih ramah lingkungan, dengan jejak karbon sekitar 34,03 gram karbon dioksida (CO2) per penumpang-kilometer.
Berdasarkan riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang diwartakan Kompas.com, Jumat (11/7/2025), angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan penggunaan kendaraan pribadi yang mencapai 42 gram CO2 per penumpang-kilometer, dengan asumsi empat orang per mobil. Temuan itu menunjukkan peran penting Commuter Line dalam mengurangi polusi udara di kawasan urban.
“Melalui penerapan ESG, KAI Commuter tidak hanya menjadi pelopor transportasi berkelanjutan, tetapi juga menciptakan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Asdo.
Transparansi lewat layanan keterbukaan informasi
Bagi perusahaan negara atau BUMN, keterbukaan informasi publik bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban yang diatur dalam regulasi nasional. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) menjadi landasan hukum utama yang mewajibkan badan publik, termasuk BUMN, untuk menyediakan informasi yang relevan, akurat, dan mudah diakses masyarakat. Aturan tersebut mengamanatkan bahwa BUMN wajib menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), menyediakan sarana layanan informasi, hingga memastikan adanya mekanisme sengketa informasi apabila permohonan publik tidak terpenuhi. Tujuannya, menciptakan budaya akuntabilitas dan transparansi agar pengelolaan perusahaan negara dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas.
KAI Commuter menjalankan amanat tersebut sekaligus memperkuat pilar Governance dengan meresmikan ruang layanan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dan ruang pers menjelang perayaan HUT ke-17. Dalam satu tahun terakhir, layanan KIP KAI Commuter telah melayani 311 permohonan informasi dari mahasiswa, instansi pemerintah, hingga masyarakat umum, sebagian besar dilakukan secara daring melalui situs kip.kci.id.
SUMBER ; kompas.com