SMARTPEKANBARU.COM – Media online terbesar yang menjangkau 34 provinsi Tribunnews.com kembali menyatakan dukungan untuk membantu pengentasan stunting.
Tribunnews.com sejak 2003 turut ambil bagian untuk membangun generasi masa depan lewat informasi tentang stunting termasuk pencegahan dan edukasi serta memperluas jangkauan penerima bantuan stunting.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
Hal ini disampaikan CEO Tribun Network Dahlan Dahi dalam kegiatan Talk Show Solidaritas GENTING dengan tajuk “Tumbuh Tanpa Batas” yang digelar Rabu (15/10/2025) di Studio I Kompas TV, Menara Kompas.
“Dan kalau 19 persen dari 270 juta bangsa ini menghadapi masalah stunting, ini adalah masalah besar. Kami sudah ikut gerakan stunting ini di 34 provinsi. Peran kami connecting the dots. Jadi itu kami betapapun kecilnya bantuan, ini sungguh-sungguh kehormatan,” lanjut Dahlan.
Di tahun 2023 misalnya, Tribunnews.com bersama berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar program Semesta Mencegah Stunting #cukupduatelur di berbagai daerah di Indonesia.
Setiap orangtua yang hadir mendapatkan 28 butir telur setiap dua minggu sekali, yang mana telur tersebut harus dikonsumsi oleh buah hatinya untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
Program ini berlangsung selama enam bulan, dan setiap tiga bulan akan dilakukan monitoring.
“Kami di Tribunnews.com sudah mengikuti gerakan stunting ini di 34 provinsi. Peran kami menghubungkan antara mereka yang mau berkontribusi dengan mereka yang membutuhkan. Seperti Rotari dan Baznas. Dari program itu ada 1.029 anak asuh dengan ratusan ribu telur,” jelas dia.
Di kesempatan yang sama, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Dr. Wihaji, S.Ag., M.Pd dalam pengentasan stunting diperlukan kolaborasi multi-pihak atau pentahelix.
Melibatkan sektor swasta, lembaga masyarakat, pemerintah daerah, akademisi serta media.
“Kolaborasi ini penting agar sumber daya bantuan, dukungan logistik, edukasi bisa lebih luas dan merata,” ujar Wihaji.
Diketahui, pemerintah menargetkan penurunan angka stunting nasional menjadi 14,2 persen pada tahun 2029, sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang disusun bersama Sekretariat Wakil Presiden dan Bappenas.
Berikut enam provinsi dengan jumlah balita stunting terbesar, yaitu Jawa Barat (638.000 balita), Jawa Tengah (485.893 balita), Jawa Timur (430.780 balita), Sumatera Utara (316.456 balita), Nusa Tenggara Timur (214.143 balita), dan Banten (209.600 balita).
Sumber : Tribunnews.com