SMARTPEKANBARU.COM – Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh menemui Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta pada Rabu, 15 Oktober 2025. Menyusul Surya Paloh, sejumlah elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang terdiri dari Presiden PKS Al Muzzammil Yusuf, Ketua Majelis Syuro Sohibul Iman, Sekretaris Jenderal M. Kholid, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Pipin Sopian, menemui Menhan pada Jumat (17/10/2025). Usai melakukan pertemuan tertutup dengan Menhan Sjafrie, Surya Paloh menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan terkait kabinet. Sementara itu, Ketua Majelis Syuro PKS Sohibul Iman menyebut bahwa kedatangan elite partainya menemui Menhan karena tertarik menjadi Komponen Cadangan (Komcad) di bawah binaan Kemenhan.
Lantas, apa makna politik di balik kedatangan kedua pimpinan partai politik itu menemui Menhan? Sebab, sebenarnya ada Kementerian Koordinator bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam).
Buka Ruang Komunikasi
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro berpandangan bahwa kedua elite partai politik itu mendatangi Menhan Sjafrie karena bertujuan membuka ruang komunikasi politik. “Tujuan normatif buka ruang-ruang komunikasi politik alias silaturahim kebangsaan,” kata Agung Baskoro kepada Kompas.com, Jumat (17/10/2025). Menurut Agung, Sjafrie Sjamsoeddin merupakan salah satu sosok penting di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, selain Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad. Oleh karena itu, pimpinan partai Nasdem dan PKS menemui Sjafrie untuk membuka komunikasi politik ke pemerintah. “Tujuan lain, memastikan keseimbangan politik di koalisi. Karena Pak Sjafrie ini di eksekutif sebagai salah satu Triumvirat. Sementara Pak Dasco di legislatif. Keduanya orang dekat presiden dan selama ini tendensi lebih ada di Pak Dasco,” ujar Agung.
Kemudian, Agung berpandangan, Nasdem dan PKS membaca sinyal-sinyal politik terkait koalisi yang berkaitan dengan peran Menhan Sjarfie dalam pemerintahan Prabowo. “Nasdem, PKS, dan mungkin yang lain membaca sinyal-sinyal politik yang dinamis di koalisi soal eksistensi Pak Sjafrie juga,” katanya. Agung lantas menduga peran besar Menhan Sjafrie itu terkait menjaga situasi tetap aman di tengah demonstrasi yang berujung pada kerusuhan pada akhir Agustus sampai awal September 2025. “Dugaan spekulatifnya demo besar kemarin. Ada perimbangan peran antara Pak Dasco dan Pak Sjafrie,” ujarnya.
Dua Kaki
Melihat dinamika politik tersebut, menurut Agung, Nasdem dan PKS menemui Menhan Sjafrie untuk membuka ruang komunikasi ke Prabowo.
“Jadi, dengan membuka ruang ke Pak Sjafrie, ada dua kaki politik atau dua messenger of president yang dipegang. Tanpa harus bergantung ke salah satunya,” kata Agung. Apalagi, Agung menyebut, Partai Nasdem tengah menghadapi kemungkinan terjadinya migrasi kader partai ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sementara itu, PKS memiliki kepengurusan baru yang juga perlu diperkenalkan dan menjalin komuniasi dengan pemerintah yang tengah berkuasa saat ini.
“Khusus Nasdem, lebih kompleks karena lagi menghadapi migrasi kader ke PSI. Kalau PKS karena kepengurusan baru. Jadi kebutuhan lebih buka ruang-ruang komunikasi politik,” ujar Agung. Lebih lanjut, Agung mengatakan, ruang komunikasi dengan orang yang dekat dengan Presiden itu perlu dibangun mengingat kesibukan Presiden Prabowo. Baca juga: Isi Pertemuan Menhan dan Surya Paloh, Bicara soal Rencana Masuk Kabinet Prabowo?
Sumber : kompas.com