Skip to content

SMARTPEKANBARU.COM

Business and Inspiration

  • News Update
  • Business Today
  • Live Talkshow
  • Ordinary News
  • Program
  • Advertorial
  • Streaming
  • Info Pajak
  • Haloawalbros
  • Toggle search form
  • Ahmad Tarmizi Kembali Menjabat Ketua PKS Riau, Ayat Cahyadi Naik Jadi Ketua MPW News Update
  • Bantuan Hidup Dasar, Kunci Menyelamatkan Nyawa Saat Henti Jantung Menurut Dokter Health
  • Wali Kota Pekanbaru Minta Jajaran Beri Pelayanan Maksimal ke Masyarakat News Update
  • BSU Jangan Dipakai Judi Online, Tegas Wapres Gibran Economy
  • DPRD Pekanbaru Desak Pemko Realisasi Aspirasi Masyarakat Hasil Reses di APBD-P 2025 Nasional
  • Sah, Taufik OH Kembali Dilantik Jadi Pj Sekda Riau Ordinary News
  • Pekanbaru Kembali Jadi Tuan Rumah Indonesia Masters 2025, 308 Atlet Dunia Siap Unjuk Kebolehan Ordinary News
  • Selama Pacu Jalur Kuansing, Dishub Pekanbaru dan Polda Riau Siagakan Posko Pantau Truk Tonase Besar News Update

Demam Padel: Antara FOMO dan Kebiasaan Sehat yang Sedang Hits

Posted on 11 Agustus 202511 Agustus 2025 By Anisa

SMARTPEKANBARU.COM- Di masa pandemi Covid-19, bersepeda dan lari menjelma dari sekadar aktivitas olahraga menjadi ajang pamer eksistensi di media sosial. Kini, panggungnya berganti. Lapangan berpagar kaca, dan raket mungil jadi ikon baru di Instagram, pertanda padel, olahraga yang memadukan tenis dan squash, tengah merebut sorotan. Tren olahraga di masyarakat ternyata tak jauh berbeda dengan tren fesyen. Ada masa di mana satu jenis olahraga jadi primadona, lalu perlahan meredup dan digantikan oleh yang lain. Pergeseran tren ini, menurut sosiolog, Nia Elvina, S.Sos., M.Si., merupakan bagian dari siklus perubahan sosial yang berlangsung secara alami. Ia menilai pergeseran ini adalah bagian dari pola yang berulang dalam masyarakat. “Perubahan itu ada yang berlangsung secara siklikal (siklus). Pada periode tertentu olahraga yang trending akan berbeda dengan sebelumnya, dan dalam beberapa tahun atau dekade, tren yang sama bisa muncul kembali,” kata Nia kepada Kompas.com, Sabtu (9/8/2025).

Menurut Nia, pergeseran tren dari sepeda ke padel tak hanya soal preferensi olahraga, tapi juga cerminan sifat masyarakat Indonesia yang mudah terbawa arus tren. “Pelaku tren biasanya kelas menengah ke bawah. Mereka lebih mudah terpengaruh karena melihat fenomena hanya dari permukaan, bukan maknanya,” jelasnya.

Ikut tren padel demi gengsi

Padel tergolong olahraga mahal. Harga raketnya bisa mencapai jutaan rupiah, belum lagi biaya sewa lapangan. Meski demikian, banyak orang rela mengeluarkan uang demi terlibat dalam tren ini. Nia menyebut,  adanya tren baru memang kerap dipicu rasa FOMO (fear of missing out), terutama di kalangan masyarakat yang mudah terbawa arus.

Fenomena ini sejalan dengan temuan beberapa kajian ekonomi: masyarakat kelas menengah ke bawah kerap mengambil pinjaman, baik online maupun offline, untuk memenuhi gaya hidup.

“Secara sosiologis, ini dilakukan untuk meningkatkan prestise (wibawa) di mata orang lain,” katanya. Bagi sebagian orang, mengikuti tren olahraga seperti padel bukan semata-mata soal kesehatan, tetapi juga sebagai penanda status sosial, layaknya memiliki sepeda premium di masa pandemi.

Kebutuhan atau hanya FOMO?

Pengamat sosial, Devie Rahmawati, menilai FOMO bukan selalu hal buruk.

“FOMO itu seperti api, bisa menghangatkan, bisa juga membakar. Kalau diarahkan ke hal positif, misalnya mengejar informasi penting atau peluang belajar, ia bisa jadi bahan bakar motivasi,” kata Devie. Ia menambahkan, penelitian menunjukkan bahwa pada mahasiswa, rasa takut tertinggal justru mendorong mereka lebih aktif mencari informasi dan terlibat dalam kegiatan produktif.

“Masalah muncul ketika FOMO hanya diarahkan untuk membandingkan diri atau konsumsi konten tanpa tujuan. Di situlah ia berubah menjadi beban psikologis,” ujarnya.

Devie menegaskan, kuncinya bukan mematikan FOMO, tetapi mengelolanya agar menjadi pemicu pertumbuhan, bukan sumber stres. Dalam hal olahraga, meningkatnya minat pada padel juga membawa dampak positif, karena mendorong lebih banyak orang untuk aktif bergerak, mencoba hal baru, dan membangun kebiasaan sehat.

Tidak akan bertahan lama

Meski padel tengah naik daun, Nia memperkirakan tren ini tak akan bertahan lama. Seperti tren lainnya, padel akan meredup dan digantikan oleh yang baru. Bagi Nia, yang terpenting adalah sikap kritis masyarakat. “Kalau memang kita membutuhkan olahraga padel untuk kesehatan, dan biayanya sesuai kemampuan, itu berarti kita bertindak sesuai esensi. Tapi kalau hanya ikut-ikutan supaya terlihat keren, kita mudah terjebak dalam pola konsumsi yang merugikan,” pesannya

Mengelola hasrat ikut tren

Pergeseran tren olahraga, misal dari sepeda ke padel, menggambarkan dua hal sekaligus: budaya ikut-ikutan yang kuat, dan peran FOMO dalam memengaruhi pilihan gaya hidup

FOMO yang dikelola dengan baik bisa menjadi motivasi untuk mencoba hal baru yang bermanfaat. Namun, tanpa kontrol, ia bisa mendorong perilaku konsumtif yang menguras kantong dan meninggalkan penyesalan. Mungkin saat ini padel sedang menjadi simbol gaya hidup baru. Tapi pada akhirnya, olahraga apa pun akan lebih berarti jika dijalani karena kebutuhan dan kesenangan pribadi, bukan semata demi mengikuti arus tren.

Sumber : Kompas.com

Lifestyle

Navigasi pos

Previous Post: Tokoh Pemuda Kari Nahkodai DPC Perindo Kuansing, Siap Hadapi Pemilu 2029
Next Post: Rakernas NasDem: MK Melampaui Batas Kewenangan dalam Putusan Pemilu Terpisah

Related Posts

  • Skin Barrier Rusak Bikin Jerawat Makin Parah, Simak Penjelasan Dokter Lifestyle
  • Daftar 7 Produk Berlabel Halal tapi Mengandung Babi Menurut BPJPH dan BPOM Lifestyle
  • Menyusui: Bukan Sekadar Memberi ASI Lifestyle
  • Batal Dipindah, Walikota Tambah Area CFD Hingga ke Diponegoro Lifestyle
  • 4 Manfaat Ayah Mengantar Anak ke Sekolah, Tak Cuma Antar-Jemput Lifestyle
  • 8 Kebiasaan Orang IQ Tinggi Menurut Pakar, Ada yang Kamu Lakukan? Lifestyle

RADIO STREAMING

REPORTASE

YOUTUBE CHANNEL

350 Truk Bantuan Kemanusiaan Mulai Memasuki Jalur Gaza Lewat Rafah | SONORA UPDATE
Load More... Subscribe

Latest

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong Masyarakat Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

FinEXPO 2025 Hadir di Pekanbaru, OJK Riau Dorong Masyarakat Melek Keuangan dan Jauhi Produk Ilegal

19 Oktober 2025
Read More
Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

Terima Kunjungan Wamendagri, Gubri Titip Aspirasi Percepatan Pembangunan di Riau

17 Oktober 2025
Read More
Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

Langkah Sinergis: Kemenkum dan BPN Riau Siapkan Perjanjian Kerja Sama Hukum

17 Oktober 2025
Read More
BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

BP3MI Riau Fasilitasi Kepulangan 41 Pekerja Migran Bermasalah

17 Oktober 2025
Read More
Agustus 2025
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Jul   Sep »
Follow us on:
  • Sebanyak 32 tim dari tujuh provinsi akan berpartisipasi dalam Siak Serindit Boat Race 2024 yang digelar di Sungai Siak. Ordinary News
  • Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau mengadakan seminar tentang pariwisata halal di Provinsi Riau. News Update
  • 27.502 Warga Inhil Terima Bantuan Pangan, Total 550.040 Kg Disalurkan Economy
  • Pemko Segera Buka Seleksi Camat dan Lurah, Begini Harapan DPRD Pekanbaru Ordinary News
  • Harga Emas di Pegadaian 22 Agustus 2025: Galeri24, UBS, Antam Kompak Melonjak Economy
  • TERNYATA Tersangka Dugaan Korupsi Pertamina Rp 285 Triliun M Riza Chalid Sudah Lama Tak di Indonesia Economy
  • TBS Sawit Swadaya di Riau Meningkat, Capai Rp 3.563,89 per Kg Economy
  • BSI dan Unri Siapkan Kolaborasi Riset Ekonomi Syariah Economy

KONTAK KAMI :

SMART FM PEKANBARU Jalan Merak No. 83 B Marpoyan Damai  Pekanbaru<br>Email: smartfmpku@gmail.com Tlp: (Hunting) Tlp/WA: +62 811 757 1018

Copyright ©052024 . PT Radio Monaria

Powered by PressBook News WordPress theme